Masyarakat sekitar memiliki harapan dan norma-norma sosial yang mengatur partisipasi dalam kegiatan bersama ini.
Oleh karena itu, ketika seseorang absen atau tidak melibatkan diri dalam acara tersebut, hal tersebut dapat mengundang sorotan dan pembicaraan di kalangan tetangga.
Ketidakhadiran dalam merayakan momen bersama tidak hanya menciptakan kekosongan dalam kehidupan sosial pribadi, tetapi juga dapat membuka peluang bagi penilaian dari lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, partisipasi dalam acara-acara tersebut bukan hanya sekadar tugas rutin, melainkan juga menjadi bagian dari tanggung jawab sosial untuk menjaga keseimbangan dan harmoni dalam interaksi sosial sehari-hari.
Sebagaimana halnya dengan peristiwa-peristiwa besar dalam kehidupan seperti kehamilan, kelahiran, atau bulan-bulan khusus dalam kalender Islam, semuanya memiliki makna mendalam dalam perayaannya dan saat memasuki masa “haul”.
Namun, kenyataannya berbeda ketika membicarakan mengenai kematian. Kematian membawa duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan, namun ternyata juga melibatkan aspek finansial yang signifikan.
Proses berduka atas kematian seorang anggota keluarga tidak hanya melibatkan dimensi emosional, tetapi juga memerlukan pengeluaran finansial yang cukup besar.
Keluarga yang berduka harus mengalokasikan dana untuk mengurus jenazah, memberikan amplop kepada berbagai pihak terkait, dan memberikan ucapan terima kasih.
Dalam proses ini, terkadang aspek finansial menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan, menambah beban pikiran keluarga yang tengah berduka.