BICARAA.COM, POHUWATO – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Cagar Alam Panua mencatat peningkatan jumlah habitat indukan burung Maleo di Kabupaten Pohuwato.
Kepala BKSDA Gorontalo, Sjamsudin Hadju, menyampaikan bahwa jumlah indukan burung Maleo kini telah mencapai lebih dari 6.000 ekor.
“Sesuai data fisik kami, jumlah burung Maleo pada tahun 2008 tercatat sekitar 600 ekor. Berdasarkan kalkulasi hingga tahun 2024, jumlahnya meningkat menjadi lebih dari 6.000 indukan,” jelas Sjamsudin kepada Bicaraa.com, Rabu (02/10/2024).
Adanya peningkatan menurut Sjamsudin menunjukkan keberhasilan program konservasi yang dilakukan oleh BKSDA dalam menjaga dan melestarikan spesies endemik Sulawesi.
Selain itu, program penangkaran burung Maleo juga telah mencapai hasil yang cukup signifikan. Sekitar 1.000 ekor burung Maleo telah berhasil ditangkarkan sebelum dilepas ke habitat aslinya.
“Beberapa penangkaran telah berhasil menangkarkan lebih dari 1.000 ekor burung Maleo, sementara sebagian telur lainnya masih dalam proses pemindahan ke penangkaran,” ujarnya.
Diketahui Sebaran burung Maleo di Kabupaten Pohuwato saat ini meliputi area hutan mangrove dengan luas mencapai 36.575 hektar.
Sjamsudin menyebutkan, area tersebut menjadi habitat yang ideal bagi burung Maleo, namun diperlukan relokasi untuk memastikan indukan burung Maleo dapat berkembang biak secara maksimal.
“Kami terus memantau sebaran burung Maleo di kawasan hutan mangrove yang cukup luas ini. Relokasi akan dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan memastikan indukan burung Maleo mendapatkan lingkungan yang aman dan nyaman,” lanjut Sjamsudin.
