Namun, ia tidak mendapatkan balasan setimpal, karena suaminya tidak menganggap kehadiran istrinya ikut serta dalam tanggung jawab membesarkan anak mereka.
Padahal Ia adalah ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya, karena segala upaya dilakukannya untuk memberikan nafkah kepada mereka.
Disamping itu, pandangan masyarakat seringkali menganggapnya wajar, mengharapkan istri untuk mengurus pekerjaan rumah tangga secara tradisional.
Seperti memasak, mencuci, mengantar anak sekolah, dan membersihkan rumah.
Ini menciptakan persepsi bahwa peran seorang ibu yang juga mencari nafkah dianggap sebagai sesuatu yang lumrah.
Meskipun menunjukkan ketidaksetaraan dalam pembagian tugas domestik.
Bibi saya mengalami situasi di mana perannya sebagai istri dan ibu diabaikan tanpa ada rasa bersalah dari pihak suaminya.
Ia merasa terbebani untuk patuh pada budaya patriarki, di mana setiap tindakannya selalu dianggap keliru.
Bahkan menyebabkan keberadaannya tidak dihargai tapi tidak ada yang bisa dilakukannya. (*)