BICARAA.COM-Suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang tiba-tiba melesat di Sirekap Pemilu 2024 menjadi perbincangan hangat di masyarakat.
Pasalnya, suara partai yang dipimpin oleh Kaesang Pangarep itu tiba-tiba melonjak hingga tembus 3,13%.
Pada 24 Februari, berdasarkan real count Komisi Pemilihan Umum (KPU), suara PSI masih sekitar 2,54%.
Namun, sejak 24 Februari, suara PSI mulai melonjak, mencapai 2,77% pada 27 Februari, dan terus naik.
Pada Senin, (4/3/2024), berdasarkan real count KPU per pukul 10:07 WIB, suara PSI stabil di 3,13% atau sebesar 2.404.228 suara.
Atas anomali itu, Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menyampaikan pendapatnya.
Anies menegaskan bahwa pemerintah harus ikut bertanggung jawab terhadap kenaikan drastis suara PSI dalam tiga hari terakhir.
“Pemerintah bertanggung jawab, walaupun ketuanya adalah anak presiden tetapi bukan berarti segala hal bisa dilakukan termasuk partai yang dia pimpin.” ungkapnya.
Anies juga mengingatkan tentang potensi merusaknya proses pemilu akibat kegaduhan yang muncul terkait Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU.
Dia berharap agar masalah tersebut tidak merusak legitimasi masyarakat terhadap pemilu.
“Jangan sampai nanti membuat cacat pemilunya, kalau pemilunya cacat semua. Nila setitik rusak susu sebelanga,” tegas Anies.
Namun, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan klarifikasi terkait lonjakan suara PSI.
Komisioner KPU, Idham Holik, menjelaskan bahwa Sirekap tidak digunakan sebagai penentu hasil pemilu.
Tetapi, hasil pemilu ditentukan lewat rekapitulasi manual berjenjang, dan saat ini masih berada di tingkat kabupaten/kota.
Idham menegaskan, hasil pemilu akan ditetapkan setelah rekapitulasi di tingkat nasional selesai pada 20 Maret 2024.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, juga merespons kenaikan suara partainya.
Grace menekankan bahwa semua pihak harus menunggu hasil tetap KPU dan tidak menggiring opini yang menyesatkan publik.
Menurutnya, peningkatan suara PSI dalam beberapa jam terakhir adalah hal wajar, mengingat penghitungan suara masih berlangsung.
Bahkan, sekitar 70 juta suara belum masuk Sirekap, termasuk basis massa PSI. (*)