BICARAA,COM-Pemilihan presiden pada tahun 2024 merupakan momentum penting dalam Demokrasi di Indonesia.
Namun, pada Pemilu 2024, Anies Baswedan menghadapi kegagalan yang mengejutkan.
Total suara Anies saat ini tepat di pukul 19:41 Wita, Selasa (20/02/2024) dilansir dari laman pemilu2024.kpu.go.id hanya 24,25 persen.
Dari beberapa riset dan survey yang dilakukan, bisa disimpulkan, kegagalan Anies disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama, salah satu model kampanye ‘Desak Anis’ yang diperkenalkannya, tampaknya hanya dapat diterima oleh masyarakat yang berpendidikan baik.
Sedangkan, menurut data BPS, 60 persen dari penduduk Indonesia hanya lulusan SMP, sementara hanya 6,8 persen memiliki pendidikan sarjana.
Sehingga, kampanye itu hanya bisa dicerna oleh kelompok berpendidikan tinggi dan kurang bisa dipahami oleh masyarakat berpendidikan rendah.
Selanjutnya, Anies Baswedan terjebak dalam stigma politik identitas yang selama menjadi model kampanye Anies.
Model kampanye yang diterapkannya mirip dengan yang pernah dijalankan pada Pilkada DKI Jakarta dengan segmentasi agama dan budaya tertentu.
Meskipun mungkin berhasil di tingkat regional Jakarta, strategi ini kurang efektif di tingkat nasional.
Indonesia yang kaya akan keragaman agama dan budaya memerlukan pendekatan yang bisa merangkul seluruh lapisan masyarakat.
Tak seperti rivalnya, Prabowo yang sukses dengan branding ‘Gemoy‘ Anies terlihat kesulitan untuk menarik perhatian generasi Milenial dan Gen Z.
Padahal, 53 persen pemilih di Indonesia didominasi oleh Milenial dan Gen Z.
