EkonomiGorontaloInfo Terkini

Gorontalo Krisis Beras! Produksi Hanya 33 Ribu Ton di Tahun 2024, Turun 13 Persen

×

Gorontalo Krisis Beras! Produksi Hanya 33 Ribu Ton di Tahun 2024, Turun 13 Persen

Sebarkan artikel ini
Data Jumlah Penurunan Produksi Beras di Gorontalo, Foto: Istimewa

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini

BICARAA.COM, GORONTALO – Produksi padi dan beras di Provinsi Gorontalo pada 2024 diperkirakan mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan tahun 2023.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, luas panen padi tahun ini hanya mencapai 46,23 ribu hektare.

Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 3,38 ribu hektare atau 6,81 persen dibandingkan 2023, di mana luas panen tercatat mencapai 49,61 ribu hektare.

Penurunan luas panen tersebut berdampak langsung pada jumlah produksi padi.

Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhammad Mukhanif menyampaikan, produksi padi pada 2024 diperkirakan sebesar 218,78 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG).

Jumlah ini menurun sebanyak 32,65 ribu ton atau 12,99 persen dibandingkan produksi tahun sebelumnya yang mencapai 251,43 ribu ton GKG.

“Penurunan produksi ini tidak hanya terjadi pada padi, tetapi juga pada beras yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat,” ungkap Mukhanif.

Produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk pada 2024 diprediksi mencapai 122,16 ribu ton, turun sebesar 18,23 ribu ton atau 12,99 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 140,39 ribu ton.

Mukhanif menjelaskan, beberapa faktor diduga menjadi penyebab penurunan ini, di antaranya adalah perubahan pola cuaca yang memengaruhi musim tanam, serangan hama yang mengganggu produktivitas, serta alih fungsi lahan pertanian untuk kebutuhan non-pertanian.

“Dampak ini menjadi perhatian serius, mengingat ketahanan pangan sangat bergantung pada ketersediaan beras yang cukup,” tambahnya.

Untuk mengatasi kondisi ini, pemerintah daerah diharapkan dapat segera mengambil langkah strategis, seperti memberikan pendampingan kepada petani dalam pengelolaan lahan.

Ditambah menyediakan akses terhadap benih unggul, dan meningkatkan teknologi pertanian yang lebih adaptif terhadap perubahan cuaca.

Selain itu, perlu ada pengawasan ketat terhadap alih fungsi lahan untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian.

Dengan langkah-langkah yang tepat, Mukhanif optimistis dampak penurunan ini dapat diminimalkan.

Ia juga menekankan pentingnya perencanaan jangka panjang untuk mengantisipasi tantangan serupa di masa depan.

“Penurunan produksi padi dan beras ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih serius memperhatikan sektor pertanian, yang tidak hanya menjadi sumber penghidupan bagi banyak masyarakat, tetapi juga menjadi penopang utama ketahanan pangan di Gorontalo,” tutupnya. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Biru-dan-Ungu-Modern-Webinar-Bisnis-Facebook-Post-1