BICARAA.COM, GORONTALO – Sejumlah massa aksi mahasiswa menggelar demo terkait penolakan Revisi Undang-Undang (RUU) Penyiaran, RUU TNI-Polri, dan Tapera di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo.
Aksi demonstrasi tersebut diwarnai kericuhan. Mahasiswa memaksa masuk ke Rumah Dinas (Rumdis) Gubernur Gorontalo hingga mendorong dan merobohkan pagar.
Pantauan Bicaraa.com, di lokasi Jalan Sultan Hasanuddin Gorontalo, Keluarahan Heledulaa, Kecamatan kota Selatan, Kota Gorontalo, Senin (01/07/2024). Massa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Paguyuban Gorontalo hingga membentuk pusat perjuangan rakyat Gorontalo menyampaikan aspirasi di depan Rumah dinas Gubenur Gorontalo.
Kondisi seketika berubah saat massa aksi memaksa masuk ke Rumah Dinas Gubernur Gorontalo sekitar pukul 15.00 Wita. Situasi pun memanas ketika massa membakar ban bekas
“Kami ingin ketemu pejabat gubernur (Gorontalo). Izinkan kami masuk, ingin menyampaikan tuntutan penolakan RUU Penyiaran, Tapera,” ungkap orator aksi bernama Rihdo di lokasi.
Massa yang kesal tak kunjung ditemui oleh Pj Gubernur Gorontalo Mohammad Rudy Salahuddin akhirnya terlibat saling dorong dengan polisi dan Satpol PP yang berjaga. Mereka memaksa menemui Rudy.
Tidak lama kemudian, pagar Rumdis Gubernur Gorontalo roboh. Aparat lalu memukul mundur massa aksi menjauh dari gerbang rumah dinas. (*)