Pohuwato

Total 21.461 UMKM di Pohuwato, 21 Sudah Masuk Retail Modern

×

Total 21.461 UMKM di Pohuwato, 21 Sudah Masuk Retail Modern

Sebarkan artikel ini
Tampilan Produk UMKM di Salah Satu Retail Modern di Kabupaten Pohuwato, Foto: (Irfandi Jumaati/bicaraa.com)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


POHUWATO, BICARAA.COM – Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Perindagkop) Pohuwato mencatat jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah itu per September 2025 mencapai 21.461 unit.

Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibanding 2022 yang masih berada di kisaran 19 ribu unit.

Dari total tersebut, baru sebagian kecil yang berhasil menembus pasar ritel modern. Perindag mencatat hingga September ini, sebanyak 21 UMKM sudah dipasarkan di gerai Alfamart.

Sementara itu, beberapa lainnya tengah dalam tahap finalisasi kerja sama untuk masuk ke jaringan Alfamidi.

Produk-produk yang berhasil menempati rak Alfamart didominasi oleh sektor makanan dan minuman, seperti keripik pisang, keripik singkong, olahan jagung, kue kering, serta olahan hasil laut.

Hal ini sejalan dengan data yang menyebutkan sektor makanan dan minuman menjadi kontributor terbesar UMKM di Pohuwato.

Ibrahim Kiriman, Kepala Dinas Perindagkop Pohuwato menegaskan, capaian ini baru langkah awal.

“Dari total 21.461 UMKM, baru 21 yang masuk Alfamart dan segera menyusul ke Alfamidi. Target kami hingga akhir 2025 ada 75 UMKM yang bisa dipasarkan di ritel modern,” ujarnya.

Pemerintah daerah saat ini sedang melakukan pembinaan kepada 54 UMKM lain agar memenuhi standar ritel modern.

Proses pembinaan tersebut mencakup peningkatan kualitas produk, perbaikan kemasan, sertifikasi halal, serta izin edar dari lembaga terkait.

Berdasarkan data sebaran, UMKM di Pohuwato paling banyak bergerak di sektor perdagangan umum dengan jumlah sekitar 9.800 unit.

Disusul sektor makanan dan minuman sebanyak 8.400 unit, kemudian jasa dan pertanian olahan 1.500 unit, kerajinan 1.200 unit, serta sektor perikanan dan lainnya 561 unit.

Namun, jika melihat proporsinya, dari 8.400 UMKM sektor makanan-minuman, baru sekitar 0,25 persen yang mampu dipasarkan melalui ritel modern.

Angka ini menunjukkan bahwa tantangan terbesar bukan hanya jumlah UMKM yang banyak, tetapi bagaimana produk tersebut bisa memenuhi standar kualitas pasar modern.

Meski demikian, capaian masuknya puluhan produk UMKM ke Alfamart dinilai sebagai indikator positif.

Hal ini membuktikan produk lokal Pohuwato telah mulai diakui dari sisi mutu dan daya saing. Keberhasilan ini sekaligus membuka jalan bagi UMKM lain untuk mengikuti jejak serupa.

Pemerintah daerah menilai langkah ini penting tidak hanya untuk memperluas pasar, tetapi juga meningkatkan pendapatan pelaku usaha kecil.

Jika produk UMKM mampu bersaing di ritel modern, maka peluang untuk memperluas jaringan pemasaran hingga tingkat nasional bahkan ekspor semakin terbuka.

Ibrahim menambahkan, arah kebijakan pemerintah tidak berhenti pada peningkatan jumlah UMKM semata, melainkan juga kualitas.

“Kami ingin UMKM Pohuwato tidak hanya tumbuh dari sisi kuantitas, tapi juga benar-benar siap bersaing di pasar yang lebih luas,” tegasnya. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image