Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
BICARA.COM, GORONTALO – Setelah sempat dinyatakan dalam status waspada tsunami, aktivitas masyarakat di pesisir Gorontalo kini kembali berjalan normal.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi mencabut peringatan tsunami pada Kamis (31/7/2025), menyusul perkembangan terakhir yang menunjukkan wilayah Gorontalo aman dari ancaman gelombang besar.
Peringatan waspada tsunami sebelumnya dikeluarkan imbas dari gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 skala Richter yang mengguncang wilayah Kamchatka, Rusia, pada Rabu (30/7/2025).
Getaran gempa ini memicu peringatan dini tsunami di sejumlah wilayah Pasifik, termasuk wilayah Indonesia bagian utara, seperti Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Nurain Silvana Akuba (35), staf operasional penanganan kebencanaan di Gorontalo, menjelaskan bahwa berdasarkan evaluasi terbaru, wilayah Gorontalo tidak lagi termasuk dalam kategori waspada.
“Hari ini karena peringatannya sudah diakhiri, jadi Gorontalo tidak termasuk dalam kategori waspada lagi,” ungkap Nurain kepada bicaraa.com, Kamis (31/7/2025).
Menurutnya, saat status waspada diumumkan, BMKG sempat mencantumkan estimasi waktu tiba gelombang tsunami (ETA) di beberapa titik.
Untuk Gorontalo, gelombang diperkirakan tiba pukul 16.39 WITA dengan ketinggian maksimum 0,5 meter. Ini masih berada dalam kategori status waspada, yakni gelombang kurang dari satu meter.
“Untuk masuk status waspada itu ketinggian tsunami kurang dari satu meter. Nah, kemarin itu Gorontalo hanya diperkirakan 0,5 meter saja,” jelasnya.
Meskipun wilayah Gorontalo tidak terdampak langsung oleh gempa besar di Rusia, kata Nurain, sejumlah kawasan di provinsi ini memang memiliki kerentanan terhadap potensi tsunami. Hal itu terutama bisa dipicu oleh gempa dari arah utara maupun selatan.
“Kalau untuk wilayah Gorontalo yang rawan potensi tsunami, itu bisa dari arah utara dan selatan. Wilayah utara misalnya berpotensi terdampak jika terjadi gempa di zona migatras, utara Sulawesi, atau laut Maluku. Termasuk juga dari arah Teluk Tomini,” ujarnya.
Pemerintah dan otoritas kebencanaan tetap mengimbau masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah pesisir, agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam. Meski situasi telah dinyatakan aman, potensi bencana tetap ada dan bisa terjadi sewaktu-waktu. (*)