Parlemen & Legislatif

Selesaikan Kunjungan, Komisi II Deprov Pastikan Kesiapan Ekspor Jagung 25 Ribu Ton

×

Selesaikan Kunjungan, Komisi II Deprov Pastikan Kesiapan Ekspor Jagung 25 Ribu Ton

Sebarkan artikel ini
Kunjungan Kerja Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo di Industri Pengolahan Jagung, Foto: (bicaraa.com)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


GORONTALO, BICARAA.COM – Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo melaksanakan rangkaian kunjungan kerja selama tiga hari berturut-turut ke perusahaan pengolahan jagung di Kabupaten Gorontalo dan Gorontalo Utara.

Kunjungan dimulai pada Selasa (3/6/2025) di PT. Charoen Pokphand Indonesia (CPI) dan dilanjutkan pada Rabu (4/6/2025) di PT. Harim Framsco, keduanya berlokasi di Kabupaten Gorontalo.

Pada Kamis (5/6/2025), rombongan Komisi II menutup kunjungan kerja dengan mendatangi PT. Pangan Lestari di Gorontalo Utara.

Kegiatan ini bertujuan untuk memantau perkembangan dan kesiapan industri pengolahan jagung di kedua daerah tersebut dalam mendukung target ekspor 25 ribu ton jagung Provinsi Gorontalo.

Ketua Komisi II DPRD, Mikson Yapanto, menyoroti sejumlah persoalan utama yang ditemukan, mulai dari anjloknya serapan jagung oleh industri hingga lemahnya kualitas pascapanen petani lokal.

“Di PT. Harim, serapan jagung dalam tiga bulan terakhir hanya 1.000 ton dari yang biasanya mencapai 6.000 ton. Ini menandakan ada gangguan serius,” ungkap Mikson.

Menurutnya, masalah tersebut bukan semata karena rendahnya permintaan pasar, tetapi lebih pada cuaca ekstrem, bibit yang buruk, dan proses pengeringan pascapanen yang tidak sesuai standar.

Banyak jagung dari petani yang ditolak industri karena kadar air terlalu tinggi sehingga banyak mengalami kerugian.

Saat ini, harga beli jagung di tingkat petani hanya Rp4.700 per kilogram. Mikson menilai hal ini sangat merugikan petani.

Ia mendesak pemerintah untuk segera turun tangan memberikan pelatihan teknik pengeringan yang tepat dan membangun infrastruktur dasar seperti lantai semen dan gudang pengering.

“Kami mendesak pemerintah untuk segera melatih petani dalam teknik pengeringan yang benar. Jangan lagi pakai terpal di tanah. Harus ada lantai semen dan tempat pengeringan yang sesuai,” ujarnya.

Menurut Mikson, tanpa pengolahan pascapanen yang baik serta pelatihan yang diberikan pemerintah kepada petani lokal, ekspor jagung dari Gorontalo berpotensi menurun.

Namun, pada kunjungan ke tiga perusahaan pengolahan jagung, Komisi II menemukan bahwa PT. Charoen Pokphand Indonesia, PT. Harim Framsco, dan PT. Pangan Lestari sudah siap mendukung target ekspor jagung hingga 25 ribu ton.

Namun, ekspor tersebut hanya dapat direalisasikan saat musim tanam tiba dan produksi jagung lokal mencapai puncaknya.

Mikson juga mengingatkan pentingnya menjaga citra Gorontalo sebagai ikon jagung nasional yang telah mendapat perhatian dari pemerintah pusat.

“Jika pemerintah pusat sudah memberikan kepercayaan dan mendorong ekspor jagung sebesar 25 ribu ton, maka daerah harus benar-benar siap, mulai dari petani hingga industri,” tutupnya. (*)


Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Putih-Biru-Modern-Simpel-Selamat-Hari-Dokter-Nasional-Instagram-Post-3