BICARAA.COM-Gencar-gencarnya pengguliran hak angket di pemilu Presiden Tahun 2024, nyatanya PDIP dan Nasdem terkesan pasif dan belum merespon soal hak angket yang seharusnya dilayangkan pada tanggal 20 Maret 2024.
Merespon hal itu, Kader PDIP Adian Napitupulu mengatakan masih menunggu instruksi dari Ketua Umum PDIP Megawaty Soekarnoputri, soal waktu dan ketetapan pengguliran hak angket.
“Masih menunggu keputusan Ketua Umum kami. Semua instruksi ada sama beliau,” pungkasnya.
Berbeda halnya dengan PDIP. Partai Nasdem malah menujukan sikap spontan dalam merespon isu hak angket. Dibuktikan dengan menjamu kedatangan Prabowo Subianto di Gedung Nasdem Tower, Jumat (22/3/2024).
Menariknya, pada saat penyambutan, Surya Paloh membentangkan karpet merah kepada Prabowo Subianto sebelum memasuki Nasdem Tower bersama pejabat tinggi Partai Nasdem.
Dalam moment itu, melalui sambungan telepon, Irman Talapenu (40) kritikus politik nasional mengatakan, Partai PDIP dan Nasdem dipastikan tidak akan ajukan hak angket di DPR-RI.
Sebab, kedua Partai, saat ini memiliki posisi yang aman di DPR dengan jumlah kursi yang cukup banyak di Parlemen. Ditambah, pengguliran hak angkat akan membutuhkan waktu, tenaga, tim yang besar.
“Pengguliran hak angkat itu berarti bicara soal kesiapan berbagai hal, entah timnya, waktunya, finansialnya, konsistennya. Apalagi akan melawan kekuatan terbesar, Presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai,” paparnya.
Disamping itu, pengguliran hak angket bisa menjadi pisau bermata dua, dapat memberikan keuntungan serta mengancam posisi kedua Partai di parlemen DPR RI.