Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
BICARAA.COM, GORONTALO – Harga beras di Kota Gorontalo mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir, memicu keresahan pedagang dan masyarakat.
Di Pasar Sentral Gorontalo, harga beras medium kini mencapai Rp14.500 per kilogram, naik dari harga sebelumnya yang masih berkisar antara Rp12.000 hingga Rp13.500.
Kenaikan ini terlihat jelas di lapak-lapak pedagang, termasuk di kios milik Herlina Mohammad (51), yang menyebutkan harga eceran per liter kini bervariasi tergantung jenis beras.
Ia menunjukkan beras jenis Mebrano dan Beras Kepala saat ini dijual Rp14.000 per liter, sedangkan jenis Yenti sedikit lebih murah di harga Rp13.500 per liter. Sementara itu, beras jenis Pulo yang juga ia jual tidak jauh berbeda harganya.
Menurut Herlina, kenaikan harga ini terutama disebabkan oleh menurunnya hasil panen petani lokal, yang berdampak langsung pada harga pembelian dari penggilingan.
“Sekarang harga satu karung di penggilingan bisa sampai Rp750.000. Kalau ditambah ongkos angkut, bisa nyaris Rp800.000. Dulu paling tinggi cuma enam ratus ribuan,” jelasnya saat ditemui di kiosnya, Rabu (6/8/2025).
Akibat kenaikan tersebut, banyak konsumen mulai membeli beras dalam jumlah kecil.
Meski Badan Urusan Logistik (Bulog) telah menyediakan beras kemasan 5 kilogram, Herlina mengatakan tidak sedikit warga yang hanya mampu membeli 1 hingga 2 kilogram per hari.
“Beras itu kebutuhan utama. Mau mahal pun, orang tetap cari cara untuk beli. Tapi ini beban berat untuk masyarakat kecil,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan pasokan beras yang dijualnya tidak hanya berasal dari daerah sekitar seperti Dulomo dan Kampung Jawa/
Namun juga didatangkan dari luar provinsi seperti Toili (Sulawesi Tengah) dan Pinrang (Sulawesi Selatan), untuk memenuhi permintaan yang tinggi di pasar.
Menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Provinsi Gorontalo, Risjon Sunge, menegaskan bahwa pemerintah provinsi tidak tinggal diam.
“Kenaikan harga ini sebagian besar dipicu oleh cuaca ekstrem dan gangguan pada rantai pasok. Tapi kami sudah menggelar rapat koordinasi dengan Bulog, distributor, dan pemerintah kabupaten/kota untuk mencari langkah bersama,” ujar Risjon.
Ia mengatakan Pemprov akan segera meluncurkan operasi pasar murah di sejumlah wilayah strategis, bekerja sama dengan Bulog, koperasi, dan pihak swasta.
Selain itu, pemerintah juga akan memperkuat distribusi pangan melalui koperasi agar lebih efisien dan menjangkau wilayah-wilayah pelosok.
“Kami ingin distribusi lebih merata. Peran koperasi akan ditingkatkan sebagai distributor langsung dari produsen ke konsumen, agar harga di pasar tidak terlalu jauh dari harga penggilingan,” tegasnya.
Risjon juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan panic buying dan tetap membeli beras sesuai kebutuhan.
“Pemerintah hadir, masyarakat tidak perlu panik. Yang penting beli sesuai kebutuhan, jangan ikut-ikutan membeli berlebihan karena itu justru memperparah situasi,” tutupnya. (*)