Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
GORONTALO, BICARAA.COM – Provinsi Gorontalo mencatatkan inflasi sebesar 0,57 persen pada bulan Desember 2024, jika dibandingkan dengan bulan November.
Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,44 persen pada periode yang sama.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhammad Mukhanif mengungkapkan, inflasi bulan Desember disebabkan oleh kenaikan harga komoditas makanan dan minuman, termasuk tembakau, yang menyumbang inflasi sebesar 1,59 persen dan memberikan andil sebesar 0,56 persen.
Selain itu, lima komoditas lainnya yang turut berkontribusi terhadap inflasi adalah ikan selari/ikan tude, tomat, bawang merah, daging ayam ras, dan ikan layang/ikan benggol.
“Ikan selari/ikan tude menyumbang inflasi sebesar 0,26 persen, tomat 0,20 persen, bawang merah 0,12 persen, daging ayam ras 0,07 persen, dan ikan layang/ikan benggol 0,06 persen,” jelas Mukhanif.
Di sisi lain, beberapa komoditas turut mengalami deflasi pada bulan Desember, di antaranya cabai rawit, terong, beras, ikan asap, dan limau, yang masing-masing memberikan deflasi sebesar -0,21 persen, -0,03 persen, -0,03 persen, -0,03 persen, dan -0,02 persen.
Mukhammad Mukhanif juga menjelaskan, secara tahunan (year on year), Provinsi Gorontalo mengalami deflasi sebesar 0,79 persen.
Menariknya, Gorontalo menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang mencatatkan deflasi pada tahun 2024, yang sekaligus merupakan deflasi pertama kali dalam sejarah Provinsi Gorontalo.
“Salah satu faktor utama penyebab deflasi adalah turunnya harga cabai rawit, yang berkontribusi sebesar -1,72 persen.
Hal ini karena kenaikan atau penurunan harga cabai rawit memiliki dampak yang signifikan terhadap inflasi di daerah ini, mengingat konsumsinya yang tinggi di masyarakat,” tutup Mukhanif. (*)