Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
GORONTALO, BICARAA. COM — Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID) Gorontalo kembali mencetak sejarah dengan mengukuhkan 18 kader baru dalam penutupan Pendidikan Dasar (Diksar) Se-Wilayah Gorontalo.
Agenda ini berlangsung selama tiga hari, sejak Jumat (12/9) hingga Minggu (14/9), di Kelurahan Bionga, Kabupaten Gorontalo.
Pengukuhan yang dibuat bukan sekadar penambahan jumlah anggota, melainkan bagian dari langkah strategis LMID untuk melahirkan kader-kader ideologis yang militan dan berkualitas.
Mereka dipersiapkan menjadi tenaga politik muda yang sadar dan siap berjuang bersama rakyat.
“Pendidikan ini bukan hanya soal kuantitas, tapi soal kualitas dan keteguhan ideologis. Kita ingin membentuk tenaga politik yang sadar, terdidik, dan siap berjuang untuk rakyat,” tegas Sekretaris Wilayah LMID Gorontalo, Adriyatno Patilanggio, saat menyampaikan sambutan penutupan.
Selama tiga hari, peserta menerima materi intensif mengenai situasi sosial-politik Indonesia.
Diskusi menyentuh problematika pendidikan nasional, ketimpangan ekonomi, hingga ketidakadilan struktural yang selama ini dirasakan massa rakyat.
Salah satu peserta, Nazib, mengaku materi yang diterima membuatnya semakin memahami persoalan bangsa dari perspektif rakyat.
“Saya tidak menyangka materi LMID sedalam itu. Kami membahas soal pendidikan yang tidak demokratis, tidak ilmiah, dan tidak gratis. Bahkan kami juga membedah soal integrasi Papua yang ternyata lebih dekat ke aneksasi. Ini membuka mata saya,” ujarnya.
Selain itu, peserta juga dibekali pemahaman tentang pentingnya organisasi sebagai alat perjuangan politik rakyat.
Menurut LMID, organisasi adalah wadah yang mampu mengonsolidasikan kekuatan mahasiswa dan rakyat dalam rangka memperjuangkan kesejahteraan, keadilan, dan kesetaraan.
Di akhir acara, Adriyatno menekankan pentingnya kader baru untuk tetap konsisten dalam mengorganisir perlawanan dan memperkuat simpul-simpul perjuangan di kampus maupun masyarakat.
“Lawan kita besar dan kuat. Karena itu, perjuangan ini tidak bisa dilakukan sendiri. Kita harus memperbesar organisasi, memperluas pengaruh, dan menyatukan kekuatan di kalangan mahasiswa dan rakyat,” tandasnya.
Meski diselenggarakan dengan sederhana, kegiatan ini berlangsung penuh semangat dan rasa kekeluargaan.
LMID Gorontalo berharap, melalui pengukuhan 18 kader baru ini, lahir tenaga-tenaga politik progresif revolusioner yang siap mengabdi untuk perjuangan pembebasan massa rakyat Indonesia. (*)