WisataNikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
GORONTALO, BICARAA.COM – Setelah sempat dihentikan sementara akibat peringatan dini tsunami, objek wisata Hiu Paus di Desa Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, kembali beroperasi normal pada Kamis (31/7/2025).
Pantauan bicaraa.com, Aktivitas wisata dan warga pesisir kini berlangsung seperti biasa, menyusul pencabutan peringatan waspada oleh otoritas terkait.
Sebelumnya penutupan lokasi wisata dilakukan pada Rabu (30/7) pukul 14.00 WITA, sebagai respons atas peringatan tsunami imbas gempa berkekuatan M 8,7 di Kamchatka, Rusia.
Wilayah pesisir Gorontalo, termasuk Botubarani, sempat berada dalam status waspada dan diminta siaga.
“Hari ini kami buka seperti biasa lagi, dengan tarif kunjungan yang sama seperti sebelumnya. Sudah aman,” ujar Roli Lamuhu (36), pengelola wisata Hiu Paus, saat ditemui di lokasi.
Roli mengatakan, saat peringatan diumumkan, warga sempat panik dan memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Beberapa menuju dataran tinggi sekitar, sementara yang lain mengamankan diri ke kantor kecamatan dan markas Pangkalan TNI AL Gorontalo.
“Memang kemarin sempat ramai yang mengungsi. Tapi syukurlah sekarang sudah kembali normal. Warga juga mulai kembali ke rumah masing-masing dan aktivitas berjalan seperti biasa,” katanya.
Menurut Roli, pengunjung wisata hari ini sudah mencapai sekitar 30 orang. Jumlah tersebut terbilang cukup baik, mengingat lokasi baru saja dibuka kembali usai situasi darurat.
Ia memastikan bahwa kondisi perairan di sekitar wilayah wisata juga telah dinyatakan aman oleh pihak berwenang, termasuk BPBD dan tim SAR.
Pihak pengelola berharap, ke depan kunjungan wisatawan kembali meningkat dan situasi tetap kondusif.
“Kami juga terus memantau informasi dari BMKG dan BPBD, agar pengunjung tetap merasa aman,” ucap Roli.
Dengan situasi yang telah stabil, Botubarani kembali menjadi tujuan utama wisata bahari di Gorontalo.
Pemerintah daerah pun terus mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana, sambil mendukung pemulihan sektor pariwisata. (*)
