Parlemen & LegislatifUngkapan

Wakil Ketua Deprov: Bung Karno dan Jalan Menuju Kemandirian Bangsa

×

Wakil Ketua Deprov: Bung Karno dan Jalan Menuju Kemandirian Bangsa

Sebarkan artikel ini
Wakil Ketua I DPRD Provinsi Gorontalo, Foto: Istimewa

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


Oleh: Ridwan Monoarfa – Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo


BICARAA.COM– Bulan Juni selalu mengingatkan kita pada sosok besar pendiri bangsa, Bung Karno.

Di bulan inilah tiga peristiwa penting dalam hidup beliau tercatat: 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila, 6 Juni hari kelahiran Bung Karno, dan 21 Juni sebagai hari wafatnya Sang Proklamator.

Tak heran, Juni disebut sebagai Bulan Bung Karno, waktu yang tepat untuk kembali menggali dan menghidupkan ajaran-ajarannya yang relevan sepanjang zaman.

Memperingati Bung Karno bukan sekadar mengenang sejarah. Ini adalah panggilan untuk meneruskan semangat perjuangannya dalam kehidupan berbangsa hari ini.

Bung Karno bukan hanya pemimpin revolusi, tetapi juga pemikir besar yang merumuskan dasar-dasar kebangsaan Indonesia: Pancasila, Trisakti, gotong royong, dan keadilan sosial.

Pancasila, yang lahir melalui pidato monumental 1 Juni 1945, bukan hanya dasar negara, tetapi jiwa bangsa Indonesia.

Nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan menjadi kompas moral dalam setiap aspek kehidupan.

Ini penting ditanamkan kembali kepada generasi muda yang kini hidup di era penuh tantangan global.

Lewat gagasan Trisakti, berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, Bung Karno menekankan bahwa bangsa besar tidak boleh bergantung kepada kekuatan luar.

Anak muda hari ini perlu melek politik, bukan sekadar memilih saat pemilu, tetapi aktif dalam mendorong kebijakan yang pro rakyat, mandiri secara ekonomi, dan bangga terhadap budaya serta produk dalam negeri.

Gotong royong adalah inti kekuatan bangsa. Bung Karno percaya, hanya dengan semangat kolektif dan jiwa pejuanglah Indonesia bisa terus berdiri.

Tak kalah penting, komitmen beliau terhadap pembebasan kaum tertindas petani, buruh, nelayan, dan masyarakat marjinal masih relevan di tengah ketimpangan yang ada.

Kita harus mewarisi semangat Bung Karno. Berani bermimpi, bersikap, dan beraksi demi tegaknya keadilan sosial.

Menjadi Indonesia bukan hanya soal asal lahir, tetapi soal keberanian untuk mencintai negeri ini, bekerja untuk rakyat, dan menjaga semangat gotong royong sebagai napas kebangsaan. (*)


Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Putih-Biru-Modern-Simpel-Selamat-Hari-Dokter-Nasional-Instagram-Post-3