Gorontalo

Tomat dan Bawang Merah Picu Inflasi Gorontalo 0,37 Persen Bulan Ini

×

Tomat dan Bawang Merah Picu Inflasi Gorontalo 0,37 Persen Bulan Ini

Sebarkan artikel ini
Suasana di Ruang BPS Provinsi Gorontalo Saat Pemaparan Terkait Laju Inflasi Gorontalo, Foto: (Rizal Koli/bicaraa.com)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


GORONTALO, BICARAA.COM– Laju inflasi di Provinsi Gorontalo pada bulan ini tercatat sebesar 0,37 persen secara bulanan (month-to-month/m-to-m). Angka tersebut dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, Selasa (01/07/ 2025).

Gulir Ke Bawah Untuk Baca Berita
Image
Iklan Hyundai Gorontalo

Kepala BPS Gorontalo, Dwi Alwi Astuti menyebutkan, kenaikan inflasi ini utamanya dipicu oleh naiknya harga komoditas pangan, khususnya tomat dan bawang merah.

“Tomat menjadi penyumbang inflasi tertinggi dengan andil sebesar 0,30 persen, disusul bawang merah sebesar 0,28 persen, dan beras sebesar 0,16 persen,” kata Dwi dalam keterangan resminya.

Selain itu, cabai rawit turut menyumbang inflasi sebesar 0,11 persen. Kenaikan harga juga tercatat pada barang dan jasa lain seperti sigaret kretek mesin (0,04 persen), krim wajah, mobil, kacang panjang, ketimun, dan pasta gigi yang masing-masing menyumbang 0,02 persen.

Namun, laju inflasi masih tertahan oleh penurunan harga sejumlah komoditas. Ikan selar atau ikan tude tercatat sebagai penyumbang deflasi terbesar dengan andil -0,15 persen, diikuti daging ayam ras (-0,13 persen) dan ikan cakalang (-0,08 persen).

Komoditas lain yang turut menahan inflasi antara lain kangkung, cumi-cumi, popok bayi sekali pakai, ikan layang, makanan hewan peliharaan, cakalang diawetkan, dan ikan tuna—masing-masing memberi andil deflasi antara -0,02 hingga -0,03 persen.

Dwi Alwi menegaskan, pergerakan harga tersebut merupakan hasil pemantauan rutin terhadap komoditas di pasar tradisional dan modern.

“Data ini mencerminkan dinamika konsumsi dan daya beli masyarakat Gorontalo yang terus bergerak mengikuti fluktuasi harga di pasar,” ujarnya.

BPS menilai inflasi sebagai indikator penting dalam menilai stabilitas ekonomi daerah. Lembaga ini akan terus melakukan pemantauan agar pemerintah dan masyarakat memiliki dasar kuat dalam merumuskan kebijakan ekonomi ke depan. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image