Pohuwato

Target 1.000 Hektare, Rachmat Gobel Bangun Agrowisata Durian Premium di Pohuwato

×

Target 1.000 Hektare, Rachmat Gobel Bangun Agrowisata Durian Premium di Pohuwato

Sebarkan artikel ini
Tim Rachmat Gobel di Gorontalo, Meninjau Lokasi Kebun Percontohan Durian Premium di Kabupaten Pohuwato, Foto: (Aset/bicaraa.com)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


POHUWATO, BICARAA.COMUpaya memperkuat ekonomi lokal berbasis sektor pertanian, UMKM, dan ketahanan pangan terus digencarkan oleh Tim Rachmat Gobel di Gorontalo.

Salah satu program unggulan yang kini menjadi perhatian adalah rencana besar pengembangan perkebunan durian premium jenis Black Thorn dan Musang King di Kabupaten Pohuwato.

Langkah awal akan dimulai dengan penyediaan kebun percontohan seluas 100 hektare, yang menjadi pintu masuk menuju target ambisius seluas 1.000 hektare.

Proyek ini dirancang bertahap dengan fokus utama di Kecamatan Taluditi dan Popayato, dua wilayah yang dinilai memiliki potensi lahan subur untuk pengembangan komoditas bernilai tinggi.

Kunjungan lapangan dilakukan langsung oleh Mikson Yapanto, Ketua Bidang Legislatif DPW Partai NasDem sekaligus Ketua Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, bersama Marten Taha, Wali Kota Gorontalo periode 2014–2024, serta Charles Budi Doku mantan Wakil Wali Kota Gorontalo periode 2014–2019, .

Dalam keterangannya, Mikson menegaskan, program pengembangan durian premium di Pohuwato tidak hanya berorientasi pada ekspor, tetapi juga bertujuan menghidupkan kembali lahan-lahan tidur, meningkatkan kesejahteraan petani lokal, dan membuka jalan bagi kebangkitan ekonomi rakyat di Pohuwato.

“Rencana penanaman durian ini akan menghidupkan kembali lahan-lahan tidur di Taluditi dan Popayato. Dengan adanya kepastian pasar, petani kita akan lebih sejahtera. Ekonomi Pohuwato akan bergerak kembali dan taraf hidup masyarakat akan meningkat,” jelas Mikson.

Ia menekankan pentingnya keterlibatan petani sejak tahap awal, agar mereka tidak hanya berperan sebagai pekerja, tetapi juga bagian langsung dari rantai nilai ekspor.

“Kalau target 1.000 hektare ini terealisasi, maka Pohuwato bukan hanya sekadar daerah penghasil, melainkan pusat ekspor durian berkelanjutan. Petani kita akan menikmati hasil langsung dari pasar global,” tegasnya.

Dari sisi distribusi, dukungan infrastruktur menjadi perhatian serius. Pelabuhan PT. AGIT di Gorontalo Utara disiapkan sebagai jalur utama pengiriman durian dari Pohuwato ke pasar internasional.

Selama ini, ekspor durian dari Sulawesi masih harus melalui jalur panjang hingga Batam, yang memakan waktu dan biaya tinggi. Dengan optimalisasi pelabuhan AGIT, ekspor bisa lebih cepat, efisien, dan kompetitif.

“Petani durian dari Sulawesi Tengah juga akan mengekspor lewat pelabuhan PT. AGIT karena lokasinya lebih dekat dengan jalur internasional. Makanya, AGIT akan jadi pintu utama ekspor produk pertanian dari Gorontalo dan daerah sekitarnya,” ujar Mikson.

Untuk mendukung ekspor, pembangunan cold storage atau gudang pendingin juga masuk dalam rencana. Hal ini dianggap penting agar durian yang dikirim tetap terjaga kualitasnya, tidak rusak, dan mampu memenuhi standar pasar premium di luar negeri.

“Dengan adanya gudang penyimpan, durian kita bisa bertahan lebih lama dan kualitasnya tetap premium sampai ke pasar internasional,” katanya.

Selain durian, Mikson juga menyebut komoditas cokelat sudah lebih dulu berhasil menembus pasar ekspor, khususnya ke Jepang, baik dari Taluditi, Kabupaten Pohuwato maupun Boalemo.

Ia optimistis durian akan mengikuti jejak sukses yang sama. Bahkan, rencana besar ini diharapkan tidak hanya berorientasi ekspor, tetapi juga melahirkan agrowisata yang dapat mendukung sektor pariwisata daerah.

“Dengan pengembangan perkebunan yang terintegrasi dengan agrowisata, ekonomi akan bergerak dari banyak sisi. Bukan hanya dari ekspor, tetapi juga dari kunjungan wisatawan. Jadi, manfaatnya jauh lebih luas,” jelasnya.

Ia menambahkan, seluruh program ini tidak mungkin berjalan tanpa kerja sama banyak pihak. Pemerintah daerah, pemerintah provinsi, investor, hingga pihak swasta perlu terlibat untuk memastikan rencana besar ini benar-benar terwujud.

“Butuh kerja sama semua pihak dalam memuluskan program ini, dalam rangka peningkatan ekonomi rakyat. Kami juga akan mengajak investor pihak ketiga untuk bersinergi bersama pemerintah daerah dan pemerintah provinsi,” pungkas Mikson.

Apabila target 1.000 hektare kebun durian premium benar-benar terwujud, Pohuwato diproyeksikan menjadi salah satu sentra produksi durian terbesar di Indonesia Timur sekaligus penopang ekspor nasional. Sebuah lompatan ekonomi baru bagi Gorontalo yang bisa mengubah wajah pertanian daerah ini. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image
Image