BICARAA.COM, POHUWATO- Sapira Umuri (48), nenek dari almarhum Mohamad Saputra Nento (4), menyampaikan kondisi ekonomi keluarganya yang memprihatinkan.
Kehidupan mereka semakin sulit setelah cucunya meninggal dunia karena hanyut di saluran irigasi di Desa Buntulia Tengah, Kecamatan Buntulia, Kabupaten Pohuwato, Minggu (20/07/2024).
Saat ini, Sapira hanya bisa mengandalkan gajinya sebagai tukang sapu jalanan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Ia bekerja keras membersihkan jalanan di Blok Plan Perkantoran Kabupaten Pohuwato, berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya.
Anak Sapira, Novitas Tino (23), adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
Keadaan menjadi semakin berat ketika suami Novitas Tino meninggalkan keluarganya, meninggalkan beban hidup yang lebih besar pada Novita dan ibunya.
Tanpa ada sumber penghasilan lain, mereka sepenuhnya bergantung pada gaji Sapira.
“Kami hidup hanya dari gaji saya sebagai tukang sapu jalanan. Anak saya, Novitas, tidak punya pekerjaan, dan setelah suaminya pergi, beban hidup kami semakin berat,” papar Sapira.
Ia menjelaskan bahwa kehilangan cucunya adalah pukulan terberat bagi keluarganya.
“Mohamad adalah cahaya hidup kami. Kepergiannya sangat menyakitkan, terutama bagi Novitas yang sudah ditinggalkan suaminya dan sekarang kehilangan anak satu-satunya,” ungkapnya.
Dengan kondisi ekonomi yang sulit, Sapira dan keluarganya kini harus berjuang lebih keras untuk bertahan hidup.
Gaji sebagai tukang sapu jalanan yang tidak seberapa harus diatur sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.