Gorontalo

Respons Lambat, Puskesmas Sipatana Dinilai Sebabkan Nyawa Melayang

×

Respons Lambat, Puskesmas Sipatana Dinilai Sebabkan Nyawa Melayang

Sebarkan artikel ini
Keluarga Korban yang Meninggal Karena Mobil Ambulance yang Tidak Tersedia di Tempat, Foto: (Iron Tangahu/bicaraa.com)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


GORONTALO, BICARAA.COM —Havid S. Duto, 47 tahun, meninggal setelah terlambat mendapat layanan ambulans dari Puskesmas Sipatana, Kota Gorontalo saat mengalami sesak napas berat.

Keluarga menyebut keterlambatan respons menjadi penyebab kondisi Havid semakin kritis hingga tak tertolong.

Peristiwa bermula sekitar pukul 13.55 WITA ketika keluarga memanggil petugas kesehatan setempat karena Havid tiba-tiba mengalami sesak hebat.

Setelah meninjau kondisi pasien, keluarga diarahkan untuk segera meminta ambulans karena situasi sudah gawat.

Keluarga lalu menghubungi sopir ambulans sekitar pukul 14.00 lewat.

Sang sopir mengatakan sedang berada di Dinas Kesehatan mengikuti rangkaian Hari Kesehatan Nasional (HKN) dan meminta keluarga menunggu karena ia mengaku sedang menuju puskesmas.

Namun hingga pukul 14.27 WITA, ambulans yang dijanjikan tidak muncul.

Keluarga yang panik kemudian menghubungi Kepala Puskesmas Sipatana dan mendapat penjelasan bahwa kedua sopir tidak berada di tempat karena sedang mengikuti pertandingan voli HKN.

Tanpa pilihan lain, keluarga membawa Havid menggunakan kendaraan transportasi online menuju RS Aloei Saboe tanpa pendampingan medis.

Setiba di rumah sakit menjelang magrib, dokter menyatakan Havid telah meninggal dunia.

Sopir ambulans, Yulisman Tolinggi, membenarkan menerima panggilan keluarga. Ia mengaku sempat mengira pasien sudah berada di puskesmas.

“Biasanya kalau sudah sampai sini langsung masuk UGD, jadi saya mengira kondisinya begitu,” ujarnya.

Kepala Puskesmas Sipatana, Rita Bambang, menyebut kedua sopir sedang mengikuti agenda resmi HKN.

“Ini kegiatan dinas. Di sisi lain ada pasien darurat. Situasinya serba sulit,” katanya, Selasa (18/11/2025).

Rita juga menegaskan ambulans tidak dapat dijalankan tanpa sopir sesuai prosedur.

Ia menambahkan bahwa pasien sebenarnya bisa dibawa terlebih dahulu ke puskesmas untuk mendapatkan oksigen dan stabilisasi.

Keluarga almarhum, melalui Yuriske Duto, menyampaikan kekecewaan mendalam atas pelayanan darurat yang lambat.

“Karena ambulans tidak datang, kami terpaksa pakai Maxim. Kondisinya sudah kritis sekali,” ujarnya.

Keluarga mendesak evaluasi total terhadap sistem layanan darurat agar kejadian serupa tidak kembali menelan korban jiwa. (*)


Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image