Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
GORONTALO, BICARAA.COM – Sejumlah akademisi lintas negara berkumpul dalam forum Academic Discussion bertema Advancing Academia Through Internationalization: Challenges & Solutions in Academic Internationalization yang digelar pada Kamis (18/9/2025).
Diskusi akademik ini merupakan kolaborasi antara Perkasa Skills Institute (PSI) Malaysia, Innovative University College, dengan Universitas Ichsan Gorontalo sebagai tuan rumah.
Kegiatan yang berlangsung di aula kampus Universitas Ichsan Gorontalo ini menghadirkan pembicara dari Indonesia maupun Malaysia.
Pembicara berasal dari Perkasa Skills Institute Malaysia, yaitu Prof. Hamdan Daniel Ph.D., serta para Rektor Universitas Ichsan Group. Diskusi dipandu oleh Dr. Andi Subhan, S.S., M.Pd.
Para narasumber membahas berbagai tantangan dan solusi dalam internasionalisasi akademik, mulai dari keterbatasan finansial, penguatan penelitian, hingga perluasan jejaring global.
Salah satu sorotan menarik datang dari Dr. Hj. Gretty Syatrianie Saleh, S.IP., M.Si., Rektor Universitas Pohuwato sekaligus salah satu co-host dalam seminar internasional tersebut, yang menekankan pentingnya etika moral dan identitas budaya lokal dalam dunia akademik di Pohuwato.
Menurutnya, tantangan terbesar dalam mengembangkan akademik yang produktif bukan hanya terletak pada persoalan finansial, tetapi juga pada bagaimana nilai-nilai sosial dan budaya lokal diterapkan.
Ia mencontohkan kondisi di Pohuwato, di mana norma sosial serta kearifan lokal seringkali menjadi faktor penentu keberhasilan akademik.
“Kalau masalah finansial memang penting. Tetapi kalau finansial sudah terpenuhi, sementara norma sosial, etika, dan karakter moral tidak diterapkan, maka semuanya akan sia-sia. Ini menjadi tantangan internasionalisasi di perguruan tinggi, termasuk di Pohuwato. Aspek budaya dan sosial harus menjadi fondasi kuat dalam membangun akademik yang produktif,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, perguruan tinggi di daerah perlu menjaga identitas lokal saat bersiap memasuki jaringan global.
“Perbedaan norma sosial dan nilai budaya lokal tidak boleh diabaikan. Kalau itu diabaikan, justru bisa menghambat produktivitas akademik. Jadi tantangan sosial budaya ini harus lebih diperhatikan,” jelasnya.
Lebih jauh, Rektor Universitas Pohuwato itu menekankan internasionalisasi harus diiringi dengan penguatan karakter moral.s
“Kalau kita bicara internasionalisasi, jangan hanya melihat ke luar. Justru kita harus memperkuat dulu etika, karakter, dan kearifan lokal agar bisa sejajar dengan perguruan tinggi internasional,” katanya.

Diketahui juga, Universitas Pohuwato bersama Perkasa Skills Institute (PSI) Malaysia resmi menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) dan Implementation Agreement (IA) bersama sejumlah dekan dan kaprodi Universitas Pohuwato.
Kerja sama ini berfokus pada internasionalisasi kegiatan akademik, penelitian, pengabdian masyarakat, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan memberi manfaat nyata bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat luas.
Akhirnya, Rektor Universitas Pohuwato menegaskan harapannya agar kerja sama maupun pelaksanaan seminar internasional ini memberi dampak positif.
“Semoga melalui kerja sama ini dan penyelenggaraan seminar internasional, kita semua dapat memperoleh manfaat dan kontribusi yang signifikan, khususnya untuk kemajuan belajar, berbagi, serta berdiskusi dengan baik demi meningkatkan kesadaran literasi, baik bagi dosen maupun mahasiswa Universitas Pohuwato,” tutupnya. (*)












