BICARAA.COM, POLITIK-Tahun 1999, Indonesia mengalami puncak perubahan politik yang mengarah pada demokrasi dari rezim otoriter.
Namun, Ilham Studi (47), Ketua Lembaga Demokrasi Indonesia (LDI), memperingatkan Indonesia bisa kembali ke masa lalu yang kelam jika Prabowo Subianto terpilih sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2024.
Ilham Studi menyoroti keprihatinan mendalam terkait potensi otoritarianisme dan diktatorisme yang mungkin muncul di bawah kepemimpinan Prabowo.
Dalam pernyataannya, Studi menekankan bahwa ada kekhawatiran bahwa kebebasan pers, salah satu pilar demokrasi, dapat terancam jika Prabowo menang dalam pemilihan mendatang.
Menurut Studi, Prabowo memiliki rekam jejak yang kontroversial terkait hak asasi manusia selama masa pemerintahan Orde Baru.
Kekhawatiran muncul dari pengalaman masa lalu yang dapat mengakibatkan pembatasan kebebasan berpendapat dan kebebasan pers yang merupakan hak dasar warga negara.
Lebih lanjut, Studi mengingatkan bahwa menjaga demokrasi bukanlah sekadar tanggung jawab pemerintah, tetapi melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Ia mengajak semua pihak untuk mempertimbangkan dengan hati-hati dampak potensial pemilihan Prabowo terhadap fondasi demokrasi yang telah dibangun dengan susah payah.
Sebagai Ketua LDI, Studi menyatakan bahwa lembaganya akan terus memantau perkembangan politik dan memberikan informasi objektif kepada masyarakat guna memastikan bahwa demokrasi di Indonesia tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai dasarnya.
Peringatan ini menjadi suara waspada bagi masyarakat Indonesia, menantikan pemilihan presiden yang membawa negara ke arah yang lebih demokratis dan inklusif. (*)
