Kab. Gorontalo

Pasca Ambruknya Dua Kelas di SMP 1 Tilango, Belasan Siswa Alami Trauma

×

Pasca Ambruknya Dua Kelas di SMP 1 Tilango, Belasan Siswa Alami Trauma

Sebarkan artikel ini
Kepala SMP Negeri 1 Tilango, Sutirman Kahari, Saat Memberikan Keterangan Pers, Foto: (Aset/bicaraa.com)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


BICARAA.COM, GORONTALO – Pasca ambruknya dua ruang kelas SMP Negeri 1 Tilango akibat tertimpa pohon besar yang roboh karena angin kencang puting beliung, Senin (1/9/2025), perhatian kini tidak hanya terfokus pada perbaikan fisik bangunan, tetapi juga pada pemulihan kondisi psikologis para siswa.

Peristiwa yang terjadi di tengah proses belajar itu meninggalkan kepanikan mendalam, terutama bagi siswa yang sempat terjebak di dalam kelas saat plafon runtuh bersamaan dengan tumbangnya pohon.

Belasan siswa dilaporkan mengalami luka serta trauma setelah tertimpa reruntuhan dan harus mendapatkan perawatan medis.

Untuk memastikan kondisi mental mereka tetap stabil, Pemerintah Kabupaten Gorontalo segera menurunkan tim psikolog.

Tim tersebut mendatangi Puskesmas Tilango, tempat sejumlah siswa sempat dirawat, sekaligus memberikan pendampingan trauma healing.

Kepala SMP Negeri 1 Tilango, Sutirman Kahari, menyambut baik langkah itu. Menurutnya, kondisi mental siswa sama pentingnya dengan pemulihan fisik pascainsiden.

“Anak-anak memang sangat terguncang. Banyak yang masih takut kembali masuk ke ruang kelas karena trauma dengan kejadian kemarin. Syukurlah, tim psikolog dari Pemda sudah datang ke Puskesmas Tilango dan mulai melakukan pendampingan. Ini sangat membantu agar mereka tidak larut dalam ketakutan,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, pihak sekolah terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan instansi terkait untuk memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.

“Kami berusaha memberikan keyakinan bahwa sekolah aman. Masih ada ruang kelas yang bisa digunakan dan pembelajaran akan disesuaikan. Harapannya, anak-anak segera pulih semangatnya, baik secara fisik maupun mental,” tutur Sutirman.

Dirinya menegaskan bahwa keselamatan siswa dan guru tetap menjadi prioritas utama. Karena itu, selain perbaikan gedung, pendampingan psikologis akan terus dilakukan.

“Kami berharap perbaikan sekolah bisa segera terealisasi. Namun yang tidak kalah penting, kondisi psikologis anak-anak benar-benar harus diperhatikan agar mereka bisa kembali belajar dengan tenang,” tutupnya. (*)


Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image
Image