Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
GORONTALO, BICARAA.COM- Ketua Komisi II DPRD Provinsi Gorontalo, Mikson Yapanto, secara resmi mencabut laporan terkait insiden penganiayaan terhadap dirinya oleh sejumlah penambang di Kantor DPW Partai NasDem, Kamis (27/11/2025).
Pencabutan laporan tersebut dilakukan pada Selasa, 16 Desember 2025, di Polda Gorontalo, setelah seluruh pihak sepakat menyelesaikan persoalan melalui jalur kekeluargaan.
Keputusan itu diambil setelah Mikson Yapanto mengaku luluh secara batin ketika para istri dari pihak penambang dan sejumlah tokoh di Bone Bolango mendatangi dirinya dan menyampaikan permohonan maaf secara langsung.
Kehadiran mereka, yang datang dengan penuh kerendahan hati dan rasa tanggung jawab, membuat Mikson tersentuh secara kemanusiaan.
Mikson menyampaikan, ia merasa iba melihat kondisi keluarga para penambang tersebut.
Atas dasar itu, ia kemudian berkonsultasi dengan keluarga, termasuk istrinya, sebelum akhirnya memutuskan untuk memberikan maaf dan mencabut laporan yang telah dilayangkan.
“Saya melihat mereka datang sebagai istri dan ibu, menyampaikan permohonan maaf dengan tulus. Secara kemanusiaan, saya merasa iba. Setelah berdiskusi dengan keluarga dan istri, saya memutuskan untuk memaafkan,” ujar Mikson.
Ia menegaskan para penambang tersebut pada dasarnya adalah rakyat, meskipun aktivitas yang dilakukan tidak dibenarkan secara aturan dan bukan berasal dari daerah pemilihannya.
“Mereka tetap rakyat. Walaupun bukan dari daerah pemilihan saya, mereka tetap masyarakat yang perlu dibina dan diingatkan. Pendekatan kemanusiaan tetap harus dikedepankan,” katanya.
Proses mediasi berlangsung di ruang penyidik Polda Gorontalo dalam suasana kondusif. Dalam pertemuan tersebut, Mikson kembali menegaskan bahwa langkah pengawasan yang sebelumnya ia lakukan bukanlah tindakan personal, melainkan bagian dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat.
“Tugas sebagai anggota DPRD itu melekat. Di mana pun dan kapan pun, ketika menerima laporan masyarakat, saya wajib menindaklanjutinya,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa pernyataan yang disampaikannya terkait aktivitas pertambangan ilegal bukan bentuk ancaman, melainkan peringatan dini agar kerusakan lingkungan dan dampak sosial yang lebih besar dapat dicegah sejak awal.
“Ini bukan ancaman, tapi alarm. Selama peringatan datang dari manusia, masih ada ruang untuk mencegah. Kalau sudah datang dari alam, dampaknya jauh lebih besar dan sulit dikendalikan,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Mikson Yapanto juga bertatap muka langsung dengan para penambang yang terlibat. Hadir pula tokoh masyarakat Bone Bolango, Kris Wartabone, yang turut menjadi saksi dan penengah. Ia menyampaikan apresiasi atas kebesaran hati Mikson Yapanto.
“Kami mengucapkan terima kasih atas kebesaran hati Pak Mikson Yapanto. Semoga penyelesaian ini menjadi pembelajaran bersama dan silaturahmi tetap terjaga dengan baik,” ujar Kris Wartabone.
Sementara itu, tokoh nasional asal Gorontalo, Rachmat Gobel, turut menanggapi penyelesaian persoalan tersebut. Ia menekankan pentingnya menjaga suasana Gorontalo agar tetap teduh, damai, dan kondusif.
“Semua harus baik-baik saja. Gorontalo harus kita jaga tetap teduh dan damai, karena stabilitas dan keharmonisan masyarakat sangat penting agar investor merasa aman dan mau masuk,” kata Rachmat Gobel.
Ia berharap setiap persoalan dapat diselesaikan dengan kepala dingin dan mengedepankan dialog, demi menjaga iklim pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Gorontalo ke depan.
Para penambang pun secara terbuka menyampaikan permohonan maaf dan berkomitmen untuk tidak mengulangi perbuatan serupa di kemudian hari. (*)












