Ulasan

Mengenal Logika Mistika Tan Malaka, Antara Kepercayaan Tradisional dan Hukum Ketuhanan

×

Mengenal Logika Mistika Tan Malaka, Antara Kepercayaan Tradisional dan Hukum Ketuhanan

Sebarkan artikel ini
Tan Malaka, FOTO: Lumajangbuku.com

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini

BICARAA.COM– Tan Malaka, seorang tokoh besar dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia, dikenal dengan pemikiran radikal dan kritisnya.

Salah satu konsep menarik yang dikemukakan Tan Malaka adalah “logika mistika”, yang menjadi dasar dalam memahami perjuangannya.

Konsep ini seolah menggabungkan rasionalitas ilmiah dengan spiritualitas atau mistisisme, yang pada pandangan pertama mungkin terdengar paradoksal.

Namun, bagi Tan Malaka, pemikiran ini adalah sebuah cara untuk menggambarkan realitas sosial dan politik yang penuh dengan kontradiksi.

Dalam bukunya yang terkenal, Madilog (Materialisme Dialektika dan Logika), Tan Malaka menjelaskan perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia tidak bisa dipahami hanya dengan logika formal atau rasional semata.

Dalam bukunya, ia memperkenalkan konsep materialisme dialektika, yang menggambarkan perubahan sosial dan politik terjadi melalui kontradiksi dalam masyarakat.

Namun, Tan Malaka juga menekankan untuk memahami kontradiksi tersebut, dibutuhkan lebih dari sekadar analisis rasional.

Semangat rakyat dan kepercayaan kolektif, yang seringkali berakar pada keyakinan mistis atau spiritual, juga memegang peranan penting dalam perubahan tersebut.

Logika Mistika: Gabungan Rasionalitas dan Kepercayaan

Menurut Tan Malaka, logika mistika adalah cara berpikir yang mengakui adanya kekuatan-kekuatan luar rasional yang dapat mempengaruhi perjuangan.

Ini bukan berarti Tan Malaka menolak rasionalitas dalam analisis sosial-politik, tetapi ia menyarankan bahwa ada dimensi-dimensi yang tidak dapat dipahami hanya melalui akal sehat semata.

Keberanian dan semangat rakyat yang bisa jadi tidak selalu berbasis pada alasan rasional, namun tetap memiliki kekuatan untuk menggerakkan sejarah, merupakan bagian dari “mistika” yang dimaksud Tan Malaka.

Dalam konteks ini, Tan Malaka tidak memisahkan antara logika dan mistika. Baginya, keduanya dapat berjalan berdampingan, saling melengkapi.

Misalnya, dalam perjuangan kemerdekaan, meskipun strategi dan taktik perjuangan harus dirumuskan dengan berpijak pada rasionalitas dan analisis ilmiah, semangat kolektif dan keyakinan akan kemenangan, meskipun kadang bersifat mistis, juga menjadi pendorong utama bagi gerakan rakyat.

Kepemimpinan dan Spirit Kolektif

Tan Malaka menegaskan dalam konteks perjuangan revolusi, pemimpin bukan hanya harus mengandalkan logika dan strategi.

Pemimpin juga harus mampu membangkitkan semangat kolektif rakyat, yang seringkali datang dari keyakinan dan harapan yang lebih besar daripada sekadar rasionalitas sempit.

Ia menyebutkan bahwa perjuangan sosial tidak hanya sekedar mengandalkan kekuatan fisik dan materi, tetapi juga harus melibatkan spirit rakyat yang bisa jadi terinspirasi dari keyakinan agama atau kepercayaan sosial lainnya.

Dengan konsep ini, Tan Malaka berusaha memperkenalkan cara berpikir yang lebih holistik dan mencakup berbagai dimensi kehidupan, di mana rasionalitas dan kepercayaan bersatu dalam membentuk kekuatan revolusioner.

Logika mistika dalam pemikiran Tan Malaka menawarkan perspektif yang lebih dalam tentang bagaimana perjuangan kemerdekaan dan perubahan sosial harus dipahami.

Ia meyakini rakyat tidak hanya bergerak karena alasan logis, tetapi juga oleh kekuatan mistis atau spiritual yang tak tampak namun sangat nyata dalam mendorong perubahan.

Dengan pemikiran ini, Tan Malaka memberikan kontribusi besar dalam teori perjuangan sosial yang menggabungkan rasionalitas dengan semangat kolektif rakyat.

Referensi:

  1. Malaka, Tan. Madilog: Materialisme Dialektika dan Logika. 1943.
  2. Suryomenggolo, W. (2008). Tan Malaka dan Pemikiran Revolusioner di Indonesia. Jakarta: Pustaka Alvabet.
  3. Sihombing, H. (2010). Tan Malaka: Sejarah, Pemikiran, dan Perjuangannya. Yogyakarta: LKIS.
Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Biru-dan-Ungu-Modern-Webinar-Bisnis-Facebook-Post-1
Putih-Biru-Modern-Simpel-Selamat-Hari-Dokter-Nasional-Instagram-Post-3