Gulir Kebawah Untuk Tetap Baca Berita
Merah-Ilustrasi-Kampanye-Ayo-Memilih-Pemilihan-Umum-Instagram-Post-2
Tokoh & Sejarah

Madilog dan Revolusi: Tan Malaka Membangun Pemikiran Indonesia Merdeka

×

Madilog dan Revolusi: Tan Malaka Membangun Pemikiran Indonesia Merdeka

Sebarkan artikel ini
Tan Malaka, Tokoh Revolusioner Indonesia, Foto: Istimewa

Nikmati Berita Sejarah dan Biography Tokoh Setiap Pekan Melalui Saluran Whatsapp bicaraa.com, Bisa Klik Disini

BICARAA.COM– Tan Malaka, lahir di Pandam Gadang, Sumatera Barat, pada 2 Februari 1897, adalah salah satu tokoh revolusioner yang paling berpengaruh dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Meskipun lebih dikenal di kalangan gerakan kiri, perjuangan Tan Malaka untuk merdeka tidak hanya terbatas pada ideologi tertentu, melainkan sebuah gagasan besar tentang bagaimana Indonesia dapat memperoleh kemerdekaan yang sejati dan membangun negara yang adil bagi seluruh rakyatnya.

Tan Malaka dikenal sebagai salah satu tokoh yang pertama kali merancang konsep Republik Indonesia jauh sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Tan Malaka menempuh pendidikan di Belanda, di mana ia terlibat dalam pergerakan mahasiswa yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Di sana, ia mulai mengembangkan ide-ide revolusioner yang mengutamakan kemerdekaan Indonesia secara menyeluruh, tanpa kompromi dengan penjajah.

Karyanya yang terkenal, “Naar de Republiek Indonesia” (Menuju Republik Indonesia), menjadi buku penting yang menggambarkan visinya tentang Indonesia yang merdeka, yang tidak hanya bebas dari penjajahan Belanda, tetapi juga bebas dari penjajahan ekonomi dan sosial.

Tan Malaka meyakini bahwa Indonesia harus memiliki pemerintahan yang berpihak pada rakyat, bukan hanya pemerintahan yang dibentuk oleh elit.

Dalam pandangannya, kemerdekaan Indonesia tidak hanya soal mengusir penjajah, tetapi juga bagaimana mengatur negara berdasarkan prinsip keadilan sosial.

Melalui buku “Madilog” (Materialisme, Dialektika, dan Logika), Tan Malaka menjelaskan pemikirannya tentang materialisme dan perubahan sosial yang harus terjadi setelah Indonesia merdeka.

Ia mengusulkan agar Indonesia memiliki sistem pemerintahan yang mendasarkan pada pemikiran materialistik dan dialektika, yaitu bagaimana rakyat dapat mengubah keadaan mereka melalui perjuangan yang terorganisir.

Selain berteori, Tan Malaka juga sangat aktif dalam pergerakan. Ia mendirikan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) pada tahun 1930-an sebagai organisasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan ide-ide perjuangan kemerdekaan.

Gerindo merupakan salah satu kelompok yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan cara yang lebih radikal dan menentang sistem pemerintahan kolonial Belanda yang menindas.

Tan Malaka juga berperan dalam berbagai aksi perlawanan terhadap penjajah dan selalu berpindah-pindah tempat untuk menghindari pengejaran.

Pada masa perjuangan setelah kemerdekaan, Tan Malaka mengkritik keras beberapa kebijakan pemerintahan yang menurutnya tidak berpihak pada rakyat.

Pada awalnya, ia berharap dapat bekerja sama dengan para pemimpin republik untuk membangun Indonesia yang merdeka, tetapi perbedaan pandangan ideologis membuatnya berkonflik dengan mereka.

Ia bahkan sempat terlibat dalam perbedaan ideologi dengan kelompok-kelompok yang lebih mendekati Barat, seperti kelompok yang lebih condong ke arah sistem kapitalisme.

Namun, meskipun sempat terpecah dengan pemerintahan Indonesia, Tan Malaka tidak pernah berhenti memperjuangkan ide-idenya.

Dalam bukunya “Gerindo”, Tan Malaka menekankan perlunya sebuah revolusi sosial di Indonesia, yang tidak hanya mengubah politik, tetapi juga ekonomi dan sosial agar negara dapat benar-benar mewujudkan kemerdekaan yang sejati.

Tan Malaka percaya bahwa perjuangan tidak akan selesai hanya dengan kemerdekaan politik, melainkan harus ada transformasi dalam struktur sosial yang lebih berpihak pada kesejahteraan rakyat banyak.

Tan Malaka akhirnya meninggal dunia dengan cara yang tragis pada 21 Februari 1949, ketika ia dibunuh dalam perjalanan menuju Sumatera oleh pihak yang tidak setuju dengan pandangannya.

Meskipun demikian, pemikiran Tan Malaka tetap berpengaruh dalam sejarah Indonesia, dan banyak ide-idenya yang dibahas dan dihargai oleh banyak kalangan hingga saat ini.

Referensi Buku Tan Malaka:

  1. “Naar de Republiek Indonesia” (Menuju Republik Indonesia) – Buku ini menjadi salah satu karya penting Tan Malaka yang menggambarkan visinya tentang Indonesia merdeka dan sistem pemerintahan yang ideal.
  2. “Madilog” (Materialisme, Dialektika, dan Logika) – Buku ini menggali konsep materialisme dan dialektika Tan Malaka yang digunakan untuk memahami perjuangan revolusi dan pembentukan negara Indonesia yang adil.
  3. “Gerindo” – Buku ini merupakan wadah bagi ideologi Tan Malaka tentang perjuangan rakyat dan sistem sosial yang dibutuhkan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan sejati. (*)
Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Biru-dan-Ungu-Modern-Webinar-Bisnis-Facebook-Post-1