Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
GORONTALO, BICARAA.COM — Harga kebutuhan dapur di Gorontalo kembali berfluktuasi tajam dalam beberapa hari terakhir.
Kondisi ini membuat para pedagang kecil di sejumlah pasar tradisional, termasuk di Desa Bulota, Kecamatan Telaga Jaya, mengeluh karena keuntungan mereka semakin menipis.
Suarni Rahman (62) , pedagang bumbu dapur yang sudah berjualan lebih dari 20 tahun di kawasan Bulota, mengaku kewalahan menghadapi perubahan harga yang tidak menentu.
Ia menuturkan, harga cabai rawit yang semula mencapai Rp20 ribu per kilogram kini turun menjadi Rp13 ribu.
“Dulu masih bisa untung sedikit, sekarang turun sampai 13 ribu. Kalau kita ambil dari pengumpul 20 ribu, besok bisa jatuh harga, jadi rugi juga,” ujar Suarni, ditemui di lapak jualannya, Rabu (29/10/2025).
Tidak hanya cabai, harga bawang juga ikut bergejolak. Sebelumnya dijual Rp28 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp30 hingga Rp35 ribu tergantung jenis dan kualitasnya.
Menurut Suarni, kenaikan harga bawang justru membuat banyak pembeli menahan diri.
“Orang sekarang beli sedikit-sedikit saja. Jadi, meski harga naik, jualan malah sepi,” keluhnya.
Sementara itu, tomat justru mengalami penurunan cukup tajam. Dari harga Rp70 ribu kini turun menjadi sekitar Rp30 hingga Rp35 ribu per kilogram di Pasar Andalas.
Melimpahnya pasokan disebut sebagai penyebab utama turunnya harga.
“Tomat banyak sekali masuk, jadi harga jatuh. Kita terpaksa jual murah supaya tidak busuk,” ujarnya.
Fluktuasi harga ini berdampak langsung pada pendapatan harian pedagang kecil.
Mereka harus berputar otak agar tetap bisa menutup modal dan memenuhi kebutuhan keluarga.
Suarni, yang kini berusia 62 tahun, berharap pemerintah daerah dapat turun tangan mengawasi pergerakan harga di pasar agar tidak terlalu liar.
“Kami cuma minta harga stabil. Kalau naik turun terus begini, pedagang kecil yang paling susah,” tutupnya. (*)












