BICARAA.COM, GORONTALO– Desa Bihe, Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo, tengah mengalami krisis air bersih akibat dari perkebunan sawit yang telah beroperasi sejak 2016.
Kepala Desa Bihe, Parmin Bilo, mengungkapkan penyebab utama krisis air adalah tanaman sawit yang ditanam oleh PT Palma Group.
Kepada bicaraa.com, Rabu (11/09/2024), Parmin menjelaskan tanaman sawit membutuhkan pasokan air yang sangat besar, sehingga berdampak langsung pada ketersediaan air di daerah sekitar perkebunan.
“Tumbuhan sawit ini sering menyerap dan memerlukan pasokan air yang banyak, jadi sangat berdampak bagi pemukiman masyarakat yang berdekatan dengan lokasi perkebunan,” jelas Parmin Bilo.
Sebelum adanya perkebunan sawit lanjut Parmin, masyarakat Bihe mengandalkan sungai dan mata air sebagai sumber utama air untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, memasak, mencuci, dan pertanian.
Namun, setelah sawit ditanam, air tanah semakin sulit didapatkan karena sistem perakaran sawit tidak mampu menyimpan air seperti hutan alami sebelumnya.
Meskipun situasi ini telah berlangsung lama, masyarakat hanya bisa bersabar.
Bahkan untuk menunjang masalah itu, Pemerintah desa telah menyediakan fasilitas berupa dua sumur galian untuk menampung pasokan air, serta satu kendaraan viar yang digunakan masyarakat untuk mengambil air dari dusun sebelah.
“Disediakan sumur galian untuk masyarakat, kalau tidak masyarakat akan sangat kesusahan air bersih, walaupun sumur galian dengan jumlah yang terbatas,” tandasnya.
Sementara itu, keluh Parmin, pihak perusahaan belum memberikan solusi bagi warga yang terdampak air bersih setelah dicoba beberapa kali dihubungi.
“Kami dan masyarakat hanya bisa menahan masing-masing derita yang ada,” tuturnya.
Ditempat berbeda, pihak perusahaan PT. Palma Grup yang telah dihubungi belum bisa memberikan pernyataan resmi dari dampak yang dikeluhkan warga desa Bihe. (*)