BICARAA.COM, GORONTALO– Praktek prostitusi online di Gorontalo semakin meresahkan.
Modus yang digunakan adalah merekrut gadis remaja melalui aplikasi MiChat, lalu memasang foto-foto mereka sebagai daya tarik bagi pelanggan.
Tidak jarang, para pelaku menggunakan foto wanita lain yang lebih cantik untuk memikat pelanggan agar melakukan transaksi langsung atau cash on delivery (COD) di lokasi.
Dihimpun oleh bicaraa.com, korban akan didandani sedemikian rupa dengan riasan agar menyerupai foto yang digunakan saat promosi.
Tujuannya agar pelanggan tidak curiga dan langsung melakukan transaksi.
Belakangan ini yang berhasil diungkap Polda Gorontalo salah satu praktek prostitusi online yang dijalankan oleh enam mucikari di sebuah kos-kosan di Desa Lupoyo, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo.
Praktek ini berlangsung mulai pukul 21.00 hingga menjelang subuh dan telah dijalani sejak 18 September hingga 1 November 2024.
Para mucikari memanfaatkan korban yang sebagian besar masih di bawah umur, dengan rata-rata korban berdomisili di Gorontalo.
Menurut Iptu Natalia Pranti Olii, penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Gorontalo, uang hasil transaksi langsung diserahkan kepada mucikari.
“Bayaran pelanggan digunakan untuk membayar biaya kos dan kebutuhan sehari-hari. Para korban tidak mendapatkan keuntungan apa pun dari hasil tersebut,” ungkap Iptu Natalia.
Selain di Limboto, praktek serupa juga ditemukan di berbagai lokasi di Kota Gorontalo.
Saat ini Kepolisian terus melakukan pendalaman untuk mengungkap jaringan yang lebih luas dan memastikan perlindungan maksimal bagi para korban.
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan terhadap aktivitas daring serta edukasi untuk mencegah remaja terjebak dalam lingkaran prostitusi online. (*)