Gulir Kebawah Untuk Tetap Baca Berita
Merah-Ilustrasi-Kampanye-Ayo-Memilih-Pemilihan-Umum-Instagram-Post-2
Pohuwato

Air Mata Nurul dan Fahri: Cerita Sedih Dua Anak Korban Kecelakaan Pesawat SAM Air di Pohuwato

×

Air Mata Nurul dan Fahri: Cerita Sedih Dua Anak Korban Kecelakaan Pesawat SAM Air di Pohuwato

Sebarkan artikel ini
SUMBER GAMBAR: RIZAL ZUL (BICARAA.COM), NURUL PUTRI MIFANI AHMAD MENANGISI KEPERGIAN IBUNYA.

BICARAA.COM, POHUWATO – Kesedihan mendalam menyelimuti keluarga korban kecelakaan pesawat ATR SAM Air yang jatuh di sekitar lokasi Bandara Panua, Pohuwato, Minggu pagi (20/10/2024).

Salah satu korban, Sri Meyke Male (30), meninggalkan keluarga yang berduka, termasuk putrinya, Nurul Putri Mifani Ahmad (16), yang datang ke RSUD Panua bersama adiknya, Muhamad Fahri Ahmad (5), beserta nenek, Sofyan Hadati (53) dan kakeknya Eman Male (55).

Nurul terlihat sangat terpukul atas kepergian sang ibu. Ia menjelaskan bahwa ibunya sebenarnya dijadwalkan berangkat pada Kamis, 17 Oktober 2024, namun karena masalah teknis pada pesawat, keberangkatan diundur menjadi Minggu pagi.

Sayangnya takdir berkata lain, pesawat yang membawa ibunya jatuh di lokasi tambak ikan warga, sekitat 5 kilometer dari Bandara Panua Pohuwato yang terletak di Desa Imbodu, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.

“Ibu awalnya hendak berangkat pada hari Kamis untuk menghadiri acara ayah di PLN Palu, Sulawesi Tengah, tapi karena buru-buru, akhirnya terpaksa naik pesawat itu,” ungkap Nurul.

Adik Nurul, Muhamad Fahri Ahmad (5), juga tak kuasa menahan tangis. Fahri terus dipeluk erat oleh kakeknya, Eman Male (55), yang juga berusaha menenangkan cucunya meski dirinya sendiri tengah berduka.

Menurut penuturan Eman, sebenarnya ia juga menyarankan Sri menggunakan kendaraan darat untuk perjalanannya ke Palu. Namun, karena waktu yang semakin mendesak, Sri memutuskan untuk naik pesawat.

“Kami tadinya menyarankan pakai mobil saja, tapi karena waktunya mepet, dia akhirnya naik pesawat. Tidak ada yang menyangka, ini terjadi begitu cepat,” ungkap Eman sambil menahan kesedihan dari raut wajahnya.

Proses Evakuasi

Setelah kecelakaan tragis itu terjadi, proses evakuasi para korban langsung dilakukan oleh tim gabungan dari Dinas Perhubungan, Satpol-PP, Basarnas , TNI, dan Polri.

Jenazah Sri Meike dan tiga korban lainnya langsung dibawa ke Rumah Sakit Bumi Panua Pohuwato (RSBP) untuk proses identifikasi dan pemulasaraan.

Proses evakuasi dan pemulasaraan jenazah memakan waktu sekitar dua jam.

Setelah seluruh proses selesai, pihak keluarga memutuskan untuk membawa jenazah Sri ke rumah duka di Kelurahan Tamalate, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo.

Jenazah dibawah ke rumah duka pada pukul 16.40 WITA diikuti oleh seluruh keluarga yang telah berada di Rumah Sakit Bumi Panua Pohuwato sejak siang hari.

Sri Meike Malik meninggalkan tiga orang anak, Nurul Putri Mifani Ahmad, Muhamad Fahri Ahmda dan Naura Mefani Ahmad, yang kini harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan sang ibu.

Kronologi Kecelakaan

Sebelumnya, pesawat ATR SAM Air dengan nomor registrasi PK-SMH yang melayani rute dari Bandara Djalaluddin Gorontalo menuju Bandara Panua, Pohuwato, mengalami kecelakaan.

Pesawat dipiloti oleh Captain. M. Saefurubi A., dengan First Officer M. Arthur VG, serta teknisi bernama Budijanto.

Selain awak pesawat, Sri Meike Malik adalah salah satu dari empat penumpang yang tewas dalam kejadian tragis tersebut.

Pesawat lepas landas dari Bandara Gorontalo pada pukul 07:15 WITA dan diperkirakan tiba di Pohuwato pukul 07:45 WITA.

Namun, pesawat mengalami kendala saat melakukan prosedur pendaratan melalui runway 27 dan akhirnya jatuh di lokasi tambak warga, sekitar 5 kilometer dari runway Bandara Panua Pohuwato yang terletak di Desa Imbodu, Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Biru-dan-Ungu-Modern-Webinar-Bisnis-Facebook-Post-1
Merah-Ilustrasi-Kampanye-Ayo-Memilih-Pemilihan-Umum-Instagram-Post-2