BICARAA.COM, GORONTALO– Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan yang terletak di Jln. Bali III, Kelurahan Pulubala, Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo, terpaksa disegel akibat masalah internal yayasan.
Penyegelan menyebabkan 310 siswa terhenti dari kegiatan belajar mengajar selama kurang lebih 10 hari.
Permasalahan bermula dari perubahan susunan kepengurusan yayasan tanpa menyertakan nama Yetty Lamadlauw, yang menurut Akta Nomor 43 tanggal 2 November 2021, merupakan salah satu pengurus.
Konflik internal kemudian berlanjut ke ranah hukum, di mana perselisihan tersebut akhirnya dimenangkan oleh Yetty Lamadlauw melalui putusan di Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, hingga Mahkamah Agung.
Menyikapi dampak dari konflik yang terjadi, kepada bicaraa.com Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo, Rusli Nusi, meminta pihak yayasan untuk segera membuka kembali sekolah yang telah disegel.
Ia menekankan bahwa fokus utama saat ini adalah nasib ratusan siswa dan puluhan guru yang tidak bisa belajar dan mengajar sebagaimana mestinya.
“Harapan kami permasalahan internal Sekolah dan Yayasan bisa diselesaikan, agar tidak mengorbankan ratusan siswa,” paparnya.
Rusli menegaskan pihaknya sudah mencoba melakukan mediasi antara pihak yayasan dan sekolah tapi hasilnya tetap sama, sekolah masih tetap di segel dan siswa tidak dapat belajar normal.
“3 kali kami panggil pihak bersangkutan dan mencoba mediasi tetapi belum menemukan titik terang, sembari saat ini kami tetap berusaha untuk mencari jalan keluar. Memang, kami tidak bisa masuk lebih dalam untuk urusan internal sekolah dan Yayasan, namun kami akan berjuang soal itu” tutupnya. (*)