BICARAA.COM, POHUWATO-Kekayaan sumber daya alam, khususnya tambang emas di Kabupaten Pohuwato, Gorontalao kini menjadi sorotan.
Noval Lamusu, seorang mantan aktivis, mengungkapkan bahwa sekitar 80% kekayaan tambang emas di Pohuwato dikuasai oleh korporasi.
Dan hal itu menyebabkan masyarakat setempat merasa terpinggirkan dan tidak bisa hidup dan makan di tanah sendiri.
Selain itu, Noval menyatakan bahwa hak hidup warga Pohuwato bisa lebih sejahtera jika kekayaan alam tersebut dikelola oleh Pohuwato.
Harapannya juga, ungkap Noval, Joko Widodo bisa meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan masyarakat yang merintih di lubang-lubang tambang.
“Sampaikan kepada Bapak Presiden bahwa gerakan G-21 September tentang tambang di Pohuwato terjadi karena masyarakat tidak mendapatkan hak-haknya secara penuh, jauh dari keadilan,” ungkapnya kepada bicaraa.com, Sabtu (21/04/2024)
Meskipun begitu, Noval menyambut baik kunjungan Presiden Joko Widodo untuk meresmikan pembangunan di Pohuwato.
“Saya sangat senang pak Jokowi akan berkunjung ke pohuwato, guna meresmikan pembangunan Pohuwato itu sendiri,” tandasnya.
Di lokasi tambang lanjut Noval, para penambang di Pohuwato juga berbagi cerita tentang kondisi mereka.
Menurut Noval Mereka mengais rezeki sebagai penopang hidup keluarga di bumi Pohuwato.
Namun, pembatasan akses menuju lokasi tambang dan dugaan ketidakadilan dalam pembayaran tali asih menambah kesulitan hidup mereka.
Di moment kedatangan Joko Widodo di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, para penambang bukan hanya meresmikan bandara, seharusnya juga mendapatkan keadilan.