Pohuwato

PETI Gunakan Excavator, Warga Popayato Terancam Kehilangan Sumber Air Bersih

×

PETI Gunakan Excavator, Warga Popayato Terancam Kehilangan Sumber Air Bersih

Sebarkan artikel ini
Lokasi Peti Di Popayato Km 16 Sampai 18, Foto :(Irfandi Jumaati/bicara.com)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


 

POHUWATO, BICARAA.COM – Aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) kembali mencuat di Popayato, Kabupaten Pohuwato, pada Jumat (14/11/2025).

Operasi ilegal yang kini memanfaatkan alat berat excavator ini dinilai semakin mengancam lingkungan.

Kegiatan PETI yang sebelumnya terpusat di Km 18, kini dilaporkan meluas hingga Km 16.

Di lokasi tersebut, para penambang diduga melakukan pengerukan langsung di aliran Sungai Popayato demi mengekstraksi emas.

Praktik itu memperburuk kondisi ekosistem sungai dan meningkatkan risiko pencemaran air yang selama ini menjadi sumber kebutuhan masyarakat.

Tak jauh dari titik aktivitas PETI, tepatnya di Km 13, terdapat jaringan pipa air Perumdam Tirta Moolango Pohuwato serta instalasi Pamsimas Desa Marisa.

Kedua fasilitas itu selama ini menjadi penopang pasokan air bersih warga.

Saat pemantauan lapangan pada Rabu, (12/11/2025), terlihat dua alat berat beroperasi di kawasan Km 16.

Kehadiran excavator tersebut mempertegas dugaan bahwa aktivitas PETI semakin masif.

Air Sungai Popayato yang sebelumnya jernih kini berubah keruh dan bercampur lumpur.

Kondisi tersebut menimbulkan keresahan warga di Kecamatan Popayato dan Popayato Timur.

Seorang warga Popayato Timur berinisial OY mengungkapkan kekesalannya terhadap pencemaran sungai.

Ia mengatakan banyak warga sangat bergantung pada air sungai untuk kebutuhan sehari-hari.

“Torang samua butuh air sungai untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

OY menambahkan bahwa ia biasanya mengambil air di Km 10 untuk konsumsi.

Namun akibat kualitas air yang menurun, ia terpaksa membeli air galon dari depot untuk kebutuhan minum dan memasak saat berada di kebunnya.

Menurutnya, kondisi ini sangat memberatkan.

“Air so kotor begini sapa yang mau minum? Jangankan manusia, sapi saja so tidak mau minum air koala ini. Gara-gara tambang di atas,” tambahnya .

Merasa kecewa dengan minimnya penindakan, OY bersama sejumlah warga menyatakan siap turun langsung menghentikan aktivitas PETI jika aparat tidak segera bertindak.

“Kalau polisi tidak mo Kase berenti itu tambang, nanti Torang sandiri yang mo datang b kase berenti,”pungkasnya.

Sementara itu, Kapolsek Popayato IPDA Muhammad Kasih Adlan enggan memberikan tanggapan saat dikonfirmasi melalui WhatsApp terkait maraknya aktivitas PETI tersebut. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image