PohuwatoSuara Lokal

Kadis Pertanian Pohuwato Akui PETI Jadi Biang Kerok Petani Gagal Panen

×

Kadis Pertanian Pohuwato Akui PETI Jadi Biang Kerok Petani Gagal Panen

Sebarkan artikel ini
Kadis Pertanian Pohuwato (Kanan) Petani di Desa Duhiadaa (Kiri), Foto: (Kolase/bicaraa.com)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


POHUWATO, BICARAA.COM – Kepala Dinas Pertanian Pohuwato, Kamri Alwi, mengakui aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di hulu sungai telah merusak lahan pertanian dan membuat petani di Desa Duhiadaa terus menanggung kerugian.

Sawah terbengkalai, air irigasi bercampur lumpur, hingga gagal panen berulang menjadi bukti nyata dampak buruk PETI.

Menurut Kamri, kerusakan ini bukan hanya menimbulkan kerugian ekonomi, tetapi juga mengancam ketahanan pangan daerah.

Bibit yang ditanam membusuk, hasil panen tidak layak jual, bahkan banyak petani terpaksa menghentikan aktivitas karena biaya tanam tidak sebanding dengan hasil.

Ia menjelaskan, pemerintah daerah memang tengah menyiapkan sejumlah langkah darurat untuk membantu petani yang terdampak.

Salah satunya melalui skema pinjaman modal bekerja sama dengan Bank Sulut dengan nilai antara Rp5 juta hingga Rp7,5 juta per petani.

“Sekarang sementara dikoordinasikan dengan Bank Sulut untuk diupayakan ada bantuan pinjaman modal dalam rangka membantu petani yang gagal agar mampu kembali melakukan bertani,” ujarnya.

Kamri menambahkan, Bupati Pohuwato bersama pihak Bank Sulut telah menandatangani MoU.

Saat ini tinggal menunggu rampungnya Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditargetkan selesai minggu depan.

Selain modal, pemerintah juga sedang mempersiapkan program perlindungan lewat asuransi pertanian.

Dengan asuransi ini, lahan yang gagal panen bisa diklaim, sehingga mengurangi kerugian petani. “Realisasinya tahun depan, tapi kita persiapkan dari sekarang,” kata Kamri.

Meski demikian, Kamri menegaskan kembali bahwa semua program bantuan tersebut tidak akan efektif selama aktivitas PETI masih berlangsung.

Ia menyebut, pencemaran akibat tambang liar di hulu sungai menjadi akar persoalan yang harus segera dihentikan.

“Sekeras apa pun usaha kita, kalau PETI tetap jalan, petani tetap menderita,” imbuhnya.

Sebagai tambahan, Kamri menyebut pemerintah juga menyiapkan baperstok atau bantuan benih cadangan serta terus mengajukan bantuan benih reguler ke Kementerian Pertanian.

“Baperstok itu ketika gagal, mereka punya stok benih, kita bisa langsung bantukan,” tutupnya. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image