Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
BONE BOLANGO, BICARAA.COM – Puluhan mahasiswa dari HIMAGRI UNG dan LMID Bone Bolango menggelar aksi mimbar bebas di depan Kampus 4 Universitas Negeri Gorontalo, Kamis (25/9/2025).
Aksi ini dilakukan untuk memperingati Hari Tani Nasional 2025 sekaligus menyuarakan ketidakadilan agraria yang masih membelit petani dan masyarakat adat.
Sejak pukul 16.00 hingga 20.00 WITA, mahasiswa bergantian menyampaikan orasi lantang.
Mereka menuding negara masih abai terhadap nasib petani dan lebih berpihak pada korporasi melalui proyek-proyek strategis nasional.
Koordinator lapangan, Ismail Bakari, menegaskan hampir setahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto belum menunjukkan keberpihakan kepada petani.
Ia menyebut penggusuran lahan terus terjadi di berbagai daerah.
“Konflik agraria di Rempang, Raja Ampat, Kalimantan, hingga Halmahera terus berulang. Tanah rakyat dirampas, petani dan masyarakat adat makin miskin,” tegas Ismail dalam orasinya.
Ketua LMID Eksekutif Fakultas Pertanian UNG, Gusnar Ahmad, menilai mimbar bebas ini juga menjadi refleksi 65 tahun lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria 1960.
Namun, semangat UUPA kini dianggap dikhianati oleh pemerintahan Prabowo-Gibran.
“UU Cipta Kerja adalah bentuk legalisasi perampasan tanah rakyat. Sementara RUU Masyarakat Adat belum juga disahkan, padahal itu menyangkut perlindungan hak komunitas adat,” ujarnya.
Ketua HIMAGRI UNG, Ilham Uno, menyebut peringatan ini adalah langkah awal memperkuat solidaritas mahasiswa dan petani di Gorontalo.
Ia menegaskan fakultas pertanian akan terus mendampingi petani yang haknya dirampas.
“Kami akan mengawal setiap penggusuran lahan. Petani tidak sendiri. Mahasiswa akan selalu berdiri di garis perjuangan bersama mereka,” kata Ilham.
Aksi ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap.
Mahasiswa menuntut segera disahkannya RUU Masyarakat Adat, penghentian kriminalisasi terhadap petani, pendidikan gratis, serta pelaksanaan reforma agraria sejati.
Mimbar bebas Hari Tani Nasional 2025 ini menegaskan bahwa semangat perjuangan agraria di Gorontalo masih menyala, dan tekad mahasiswa untuk mengawal hak-hak petani tidak akan padam. (*)