Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
BICARAA.COM, Pohuwato – Suasana duka menyelimuti Desa Buntulia, Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato, Rabu (16/4/2025), saat jenazah Regina Malaka, mahasiswi Geologi Universitas Negeri Gorontalo (UNG), dimakamkan.
Ia menjadi salah satu korban tewas dalam insiden 10 mahasiswa hanyut di Sungai Bone Bolango, Gorontalo.
Jenazah diberangkatkan dari RS Tombulilato pukul 03.30 WITA dan tiba di rumah duka pukul 05.30 WITA.
Tangis pecah saat Jenazah tiba. Sang ibu, Ningsih Dehio, tak kuasa menahan air mata, sementara ayahnya, Pardi Malaka, terus memeluk kerabat dan pelayat yang hadir.
Husin Bau (56), paman korban, juga mengaku tak menyangka keponakannya jadi salah satu korban.
“Awalnya kami kira hanya mahasiswa biasa. Tapi ketika dengar jurusan Geologi, langsung saya cari informasi. Ternyata benar, itu Regina,” ujarnya lirih.
Regina dikenal ceria dan aktif di kampus. Teman-teman kuliahnya datang dari Gorontalo untuk memberi penghormatan terakhir. Isak tangis makin pecah saat Jenazah Regina dihantarkan oleh kerabat ke peristrahatan terakhirnya.
Kronologi Kejadian
Tragedi terjadi pada Selasa (15/4/2025), saat 10 mahasiswa Jurusan Geologi, Fakultas MIPA UNG, melaksanakan praktik pemetaan geologi di wilayah pegunungan Desa Dungaliyo, Kecamatan Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango.
Mereka memulai aktivitas sejak pukul 10.00 WITA di kawasan perbukitan. Menjelang sore, sekitar pukul 15.00–16.00 WITA, rombongan mulai turun dan hendak menyeberangi Sungai Bone Bolango untuk kembali ke titik awal.
Tanpa tanda-tanda sebelumnya, tiba-tiba air bah datang dari arah hulu. Arus deras menghantam rombongan yang sedang berada di sekitar sungai.
Sebagian mahasiswa sempat bertahan di atas batu, namun sebagian lainnya langsung terseret arus. Akibat derasnya air, para mahasiswa terpisah satu sama lain.
Warga sekitar yang melihat kejadian itu sempat berusaha menolong, tetapi kondisi sungai yang meluap membuat upaya evakuasi darurat tidak memungkinkan.
Tujuh mahasiswa berhasil diselamatkan. Tiga lainnya, termasuk Regina tidak bisa diselamatkan.
Kepala Pusat Studi KKN UNG, Rosbin Pakaya, membenarkan bahwa kejadian berlangsung cepat dan mendadak.
“Tiba-tiba ada air bah yang menghantam mereka. Sebagian sempat bertahan di atas batu, sebagian langsung terbawa arus,” tutup Rosbin. (*)