Pohuwato

Tambang Ilegal di Marisa Rusak Lahan Pertanian Petani Jagung

×

Tambang Ilegal di Marisa Rusak Lahan Pertanian Petani Jagung

Sebarkan artikel ini
Heman, Petani Desa Teratai, Kecamatan Marisa, Mengeluhkan Kerusakan Lahan Jagung Miliknya Akibat Tambang Ilegal, Foto: (Foto: (Irfandi Jumaati/bicaraa.com)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


POHUWATO, BICARAA.COM – Warga Desa Teratai, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, mengeluhkan kondisi pertanian yang kian memburuk selama setahun terakhir.

Para petani menuding aktivitas Pertambangan Tanpa Izin (PETI) di sekitar lahan mereka menjadi penyebab utama menurunnya hasil panen.

Seorang petani, Herman (37), mengatakan sebagian besar petani jagung di Desa Teratai kini mengalami kerugian besar.

Modal tanam yang tinggi tidak sebanding dengan hasil panen yang semakin menurun.

“Biasanya setiap panen kami keluarkan biaya besar, tapi hasilnya rendah. Ini sudah berlangsung sejak tahun kemarin, dan kami menduga karena adanya tambang di sekitar lahan,” ujarnya kepada bicaraa.com, Ahad (5/10/2025).

Menurut Herman, sejak munculnya aktivitas tambang ilegal di wilayah sekitar, produktivitas jagung dan tanaman palawija turun drastis.

Banyak lahan kini dibiarkan kosong karena petani enggan merugi lagi.

“Sudah satu tahun banyak yang tidak turun ke lahan. Modal besar, hasil kecil. Semua petani di sini merasakan hal yang sama,” keluhnya.

Ia menilai keberadaan PETI yang tak terkendali berpotensi merusak kualitas tanah dan air di sekitar area pertanian.

Herman pun mendesak pemerintah daerah segera turun tangan untuk menelusuri penyebab kerusakan lahan dan mencari solusi pemulihan.

“Kalau tidak ada langkah nyata, warga bisa mengambil sikap sendiri karena merasa tidak diperhatikan,” tegasnya.

Menanggapi keluhan itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Pohuwato, Rina, meminta agar masyarakat tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab gagal panen.

Menurutnya, banyak faktor lain yang memengaruhi hasil pertanian.

“Gagal panen tidak selalu akibat tambang. Bisa juga karena kualitas benih, kondisi cuaca, atau teknik budidaya. Semua saling berpengaruh,” jelasnya.

Rina juga menambahkan, pemerintah daerah akan terus memberikan dukungan kepada petani, termasuk melalui program bantuan benih dan asuransi pertanian.

“Tahun depan kami siapkan program baperstok, yakni bantuan pengganti benih bagi petani yang gagal panen. Untuk petani sawah, kami dorong ikut program asuransi tanaman padi,” tutupnya. (*)


Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image