BICARAA.COM, POHUWATO-Kunjungan Joko Widodo di Kabupaten Pohuwato, menyimpan kondisi pahit yang masih dihadapi oleh masyarakat di Kabupaten Pohuwato.
Tidak Tangggung-tanggung, meskipun potensi alam yang melimpah, penambang lokal masih belum merasakan sepenuhnya hasil alam yang ada di Kabupaten Pohuwato.
Bahkan, pembagian tali asih masih menjadi masalah yang tidak kunjung diselesaikan antara penambang lokal dan perusahaan di Pohuwato.
Abdul Rahman Halid, Aktivis, juga Mantan Ketua Umum LMND sekaligus Ketua Indonesia For Demokrasi Insitute (IFDI) Gorontalo, mengekspresikan keprihatinannya terhadap kondisi ini.
Menurutnya, seharusnya perusahaan yang masuk dan mengelolah emas di Kabupaten Pohuwato memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat setempat.
Namun Fakta yang ada adalah sebaliknya, masyarakat lokal masih harus berbenturan dengan pihak perusahaan jika ingin mengambil sedikit emas di Pohuwato.
Ditambah lagi tambang ilegal merajalela di mana-mana, yang nyatanya merusak lingkungan dan ekosistem kehidupan masyarakat Pohuwato dari seluruh lapisan.
“Semua harus diperbaiki, penambang lokal harus dan wajib mendapatkan kehidupan yang layak, tidak ada alasan apapun,” ujar Rahman.
Diungkap Rahman Juga, penambang yang seharusnya menjadi penerima manfaat dari kekayaan alam di Pohuwato, malah terpinggirkan dan diabaikan.
“Mereka para penambang lokal seharusnya bisa sejahtera. Sehingga, di moment kunjungan Presiden ini, penambang lokal harus bisa menyampaikan aspirasinya,” paparnya.
Disamping itu, harga jagung yang tidak kunjung stabil juga salah satu permasalahan utama petani yang ada di Kabupaten Pohuwato.