BICARAA.COM, SLOWAKIA– Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, mengajak industri pupuk organik asal Slowakia, Rokosan, untuk berinvestasi di Indonesia.
Ajakan ini disampaikan Rachmat Gobel dalam pertemuan dengan pemilik Rokosan, Stefan Szoke dan Adam Szoke, di KBRI Slowakia, Bratislava, Jumat (30/08/2024).
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Dirut PT Pupuk Indonesia, Gusrizal, dan Duta Besar Indonesia untuk Slowakia, Pribadi Sutiono.
Rachmat Gobel menekankan pentingnya solusi untuk ketersediaan pangan di tengah perubahan iklim global yang semakin parah.
“Dunia sedang menghadapi perubahan iklim sehingga membutuhkan solusi ketersediaan pangan dan sekaligus memperbaiki bumi yang tercemar oleh Kimia,” ujar Rachmat Gobel.
Menurutnya, ketahanan pangan merupakan prioritas, terutama bagi Indonesia yang memiliki populasi besar dan harus mandiri di bidang pangan.
Rachmat Gobel sangat mendukung penggunaan pupuk organik sebagai solusi dalam menanggulangi kerusakan lingkungan dan perubahan iklim.
“Pupuk organik adalah salah satu solusi dalam gerakan go green serta net zero emission dan folu net sink,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa penggunaan bahan baku dari buangan hewan akan menumbuhkan ekonomi sirkular dan menciptakan lapangan kerja yang baik, memberikan efek berganda yang positif bagi perekonomian.
Diketahui Rokosan, salah satu industri pupuk organik terbesar di Eropa, telah memiliki rekam jejak panjang dalam menjalin kerja sama dengan berbagai negara, termasuk China, India, dan sejumlah negara di Afrika.
Saat ini, Rokosan tengah melakukan uji coba pupuk organiknya di Indonesia melalui PT Pupuk Indonesia.
Stefan Szoke menjelaskan bahwa pupuk organik Rokosan terbuat dari bahan baku seperti bulu ayam, tulang sapi, serta tanduk dan kuku sapi.
Pupuk miliknya memiliki keunggulan dalam memperbaiki kualitas tanah yang rusak akibat penggunaan pupuk kimia, meningkatkan kandungan protein pada hasil panen, dan melestarikan tanah.
Dalam pertemuan Adam Szoke menyampaikan minat Rokosan untuk membangun pabrik pupuk di Indonesia dengan investasi sekitar 3,5 juta euro untuk satu pabrik kecil, yang mampu memenuhi kebutuhan 100 ribu hektar lahan pertanian.
“Indonesia adalah salah satu konsumen ayam terbesar di dunia, jadi bahan bakunya mencukupi,” tutupnya. (*)
