GorontaloInspirasi

Putri Penjual Bensin Eceran Raih Lulusan Terbaik UNG

×

Putri Penjual Bensin Eceran Raih Lulusan Terbaik UNG

Sebarkan artikel ini
Nurlia Herman, Saat Menyampaikan Pesan Kepada Wisudawan Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Kamis, (21/08/2025), Foto: (Doc/Pribadi)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


GORONTALO, BICARAA.COM– Wisuda ke-52 Universitas Negeri Gorontalo (UNG) meninggalkan kisah inspiratif yang menyentuh banyak orang.

Dari ratusan mahasiswa yang resmi menyandang gelar sarjana, nama Nurlia Herman, S.Pd., muncul sebagai lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,92. Capaian itu terasa istimewa karena lahir dari perjuangan seorang anak penjual bensin eceran.

Sehari-hari, ayah Nurlia menggantungkan hidup dari menjual bensin di pinggir jalan. Sementara ibunya adalah ibu rumah tangga biasa yang setia mendampingi keluarga.

Hidup dalam keterbatasan tidak pernah mudah, tetapi justru menjadi alasan mengapa anak-anak mereka harus bersekolah setinggi-tingginya.

“Orang tua saya tidak punya banyak harta. Tapi mereka selalu mengajarkan kejujuran, kerja keras, dan doa. Dari mereka saya belajar arti perjuangan,” ungkap Nurlia.

Melewati masa kuliah bukan perkara ringan. Ia sering menyaksikan ayahnya bekerja keras dari pagi hingga malam hanya untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Situasi itu membuatnya sempat ragu apakah bisa bertahan hingga wisuda. Namun keyakinan pada pendidikan membuatnya tetap melangkah.

“Pendidikan bagi saya adalah harapan. Saya ingin membuktikan bahwa anak dari keluarga sederhana juga bisa berdiri sejajar dengan yang lain, bahkan menjadi yang terbaik,” kata Nurlia.

Tekad itu berbuah manis. Selama menjadi mahasiswa, ia aktif mengikuti berbagai kegiatan akademik dan non-akademik.

Nurlia pernah dipercaya tampil sebagai presenter pada International Conference on Education, sebuah forum ilmiah tingkat internasional yang memberinya pengalaman berharga.

Selain itu, ia juga sukses meraih Juara II Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) tingkat kampus. Prestasi-prestasi ini melengkapi perjalanannya sebelum akhirnya dinobatkan sebagai wisudawan terbaik.

Meski begitu, Nurlia tidak menutupi kenyataan bahwa beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) memegang peran penting dalam keberhasilannya.

Sejak awal kuliah, beasiswa ini menjadi penopang utama biaya pendidikan hingga ia bisa menuntaskan studi.

“Kalau tidak ada KIP-K, mungkin saya tidak akan bisa berdiri di sini hari ini. Beasiswa itu bukan hanya bantuan uang, tapi cahaya harapan yang menjaga saya tetap bertahan sampai wisuda,” jelasnya dengan mata berkaca-kaca.

Momen kelulusannya pun penuh haru. Saat toga disematkan di kepalanya, senyum Nurlia pecah bersama air mata kebahagiaan.

Di antara para wisudawan lain, ia berdiri dengan bangga bukan hanya karena prestasi akademik, tetapi juga karena mampu membuktikan bahwa kerja keras mengalahkan keterbatasan.

Bagi keluarganya, toga yang dikenakan Nurlia adalah buah dari doa panjang dan pengorbanan. Bagi rekan-rekannya, pencapaiannya menjadi bukti bahwa status ekonomi tidak pernah menentukan masa depan.

Yang menentukan adalah keberanian untuk bermimpi, usaha tanpa henti, dan keyakinan bahwa setiap perjuangan memiliki hasil.

Kini, setelah resmi menyandang gelar sarjana pendidikan, Nurlia berharap kisahnya dapat menjadi inspirasi.

Ia ingin anak-anak muda lain yang lahir dari keluarga sederhana tidak takut bermimpi besar.

“Jangan pernah menyerah. Karena kalau ada tekad, doa, dan kerja keras, tidak ada yang mustahil,” pesan Nurlia menutup kisahnya. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Image
Image