Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
BICARAA.COM – Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan tingkat pengangguran Indonesia akan mencapai 5% pada tahun 2025.
Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pengangguran tertinggi kedua di Asia, hanya kalah dari China yang diperkirakan tetap berada di angka 5,1%.
Peningkatan ini menjadi perhatian serius, mengingat pada 2024 tingkat pengangguran Indonesia berada di angka 4,9% dan diprediksi akan terus naik menjadi 5,1% pada 2026.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2025 mencatat jumlah pengangguran mencapai 7,28 juta orang, naik 1,11% dibandingkan tahun sebelumnya.
Penyebab utama dari tren ini adalah ketidakseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Struktur ekonomi Indonesia dinilai belum mampu menyerap tenaga kerja secara optimal, terutama di sektor padat karya seperti tekstil dan alas kaki yang terdampak penurunan permintaan global, kenaikan harga bahan baku, dan biaya logistik.
Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, menilai Indonesia sedang mengalami gejala jobless growth, yakni ekonomi tumbuh tanpa menciptakan cukup lapangan kerja.
Ia menyebut reformasi ketenagakerjaan dan peningkatan pendidikan vokasi sangat diperlukan agar tenaga kerja dapat beradaptasi dengan kebutuhan industri saat ini.
Sementara itu, Kementerian Ketenagakerjaan menyatakan akan memperluas program pelatihan kerja dan memperkuat investasi di sektor-sektor strategis yang menyerap banyak tenaga kerja.
Dengan mayoritas penduduk Indonesia berada dalam usia produktif, tingginya angka pengangguran bisa menjadi bom waktu jika tidak ditangani secara serius.
MF menekankan pentingnya kebijakan pemerintah yang tepat untuk menghindari krisis sosial dan ekonomi akibat lonjakan pengangguran di masa mendatang. (*)