BICARAA.COM-Saat ini, vaksin AstraZeneca menjadi sorotan karena kasus efek samping langka yang dilaporkan oleh beberapa individu yang telah divaksinasi.
Salah satu efek samping langka yang menjadi perhatian adalah sindrom trombosis trombositopenia (TTS), yang dapat menyebabkan pembekuan darah dan penurunan jumlah trombosit dalam darah.
Vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford ini juga diklaim telah mencatat puluhan kasus cedera serius dan bahkan kematian.
Salah satu kasus pertama yang diungkapkan terjadi pada tahun lalu 2023 oleh Jamie Scott, seorang ayah dan anaknya.
Dilaporkan mereka berdua mengalami cedera otak permanen setelah mengalami pembekuan darah dan perdarahan di otak.
Kejadian itu tersebar setelah mereka berdua menerima vaksin AstraZeneca pada bulan April tahun 2021.
Awalnya, AstraZeneca menolak klaim tersebut, namun kemudian mengakui dalam dokumen hukum yang diserahkan ke pengadilan Inggris.
Dalam Dokument itu menyebutkan bahwa vaksin mereka dapat memicu kasus TTS, meskipun sangat jarang terjadi, demikian dilaporkan oleh The Telegraph.
Sebanyak lima puluh satu kasus telah diajukan ke pengadilan Inggris, dengan korban dan keluarga meminta ganti rugi diperkirakan mencapai £100 juta.
Meskipun kasus efek samping langka ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat, pakar epidemiologi seperti Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia mengimbau agar tidak terlalu khawatir.
Menurut mereka, kasusnya sangat jarang terjadi. Dan manfaat vaksin AstraZeneca dalam memberikan perlindungan terhadap COVID-19 jauh lebih besar dibandingkan risikonya.
