Gulir Kebawah Untuk Tetap Baca Berita
Merah-Ilustrasi-Kampanye-Ayo-Memilih-Pemilihan-Umum-Instagram-Post-2
Kab. Gorontalo

Keterbatasan Fasilitas Pendidikan dan Akses Jauh, Siswa SD Negeri 8 Asparaga Hadapi Tantangan Belajar Yang Memprihatinkan

×

Keterbatasan Fasilitas Pendidikan dan Akses Jauh, Siswa SD Negeri 8 Asparaga Hadapi Tantangan Belajar Yang Memprihatinkan

Sebarkan artikel ini
Sumber Foto: Bicaraa.com (Dela Rahmat ) Sekolah Jauh SD N 8 Asparaga, Kabupaten Gorontalo.

BICARAA.COM, KABUPATEN GORONTALO – Sejumlah siswa SD Negeri 8 Asparaga, Kabupaten Gorontalo harus merasakan kondisi kurangnya fasilitas pendidikan yang kurang memadai hingga akses menuju sekolah yang jauh.

Keterbatasan ini menjadi perhatian khusus bagi para orang tua dan pihak sekolah, yang khawatir akan dampaknya terhadap perkembangan pendidikan anak-anak.

Hal ini dijelaskan oleh Kepala Sekolah Sahrin Mahful saat diwawancarai langsung oleh bicaraa.com terkait kondisi sekolah, Rabu (11/09/2024).

“Fasilitas di sekolah ini belum memenuhi syarat untuk belajar, mulai dari ruang kelasnya yang harus gabung, WC umum untuk siswa dan guru yang tidak ada air, bangku, meja, perpustakaan dan buku bacaan yang minim.” ungkap Sahrin Mahful.

SD N 8 Asparaga sendiri memiliki dua tempat sekolah yaitu di Dusun Limu yang menjadi sekolah induk dan di Dusun Liawao yang menjadi sekolah jauh.

Sedangkan jumlah siswa secara keseruluhan terdapat 61 orang dengan jumlah guru ada 7 orang.

Namun, akibat kendala pendidikan yang ada siswa tidak bisa mendapatkan hak belajar yang baik dan efektif.

“Bisa dilihat untuk sekolah jauh sendiri hanya ada 2 ruangan belajar, sehinga biasanya jika mengajar bisa saja di satu waktu kelas 1 dan kelas 2 belajar sekalian tapi dengan guru yang berbeda dan ini malah membuat siswa jadi tidak fokus” jelas Sahrin Mahful.

Diungkapkan Sahrin Mahful bahwa kurangnya pendukung fasilitas pendidikan menjadikan sekolah juga belum bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman yang memanfaatkan teknologi.

Selain itu, masalah ini tidak hanya mempengaruhi kualitas pendidikan tetapi juga motivasi belajar siswa.

Banyak siswa yang merasa lelah sebelum sampai ke sekolah karena aksesnya yang jauh dengan hanya berjalan kaki, sehingga sulit untuk fokus saat pembelajaran berlangsung.

“Beda lagi kalo di sekolah induk yang ada di dusun limu karena itu harus lewat sungai jadi jika musim hujan terpaksa harus diliburkan karena takutnya jalan menuju kesana tidak bisa diakses mereka” tandas Sahrin.

Beban berat yang juga dirasakan oleh para guru dengan berusaha untuk memberikan pendidikan terbaik di tengah keterbatasan yang ada.

“Kami berusaha sebaik mungkin dengan apa yang kami miliki. Namun, jika fasilitas dan kondisi lingkungan tidak mendukung, hasilnya tentu tidak maksimal,” tambahnya. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Biru-dan-Ungu-Modern-Webinar-Bisnis-Facebook-Post-1
Merah-Ilustrasi-Kampanye-Ayo-Memilih-Pemilihan-Umum-Instagram-Post-2