Gulir Kebawah Untuk Tetap Baca Berita
Merah-Ilustrasi-Kampanye-Ayo-Memilih-Pemilihan-Umum-Instagram-Post-2
Pohuwato

Hutan Mangrove Pohuwato Terancam: 8.233 Hektare Beralih Fungsi Jadi Lahan Tambak

×

Hutan Mangrove Pohuwato Terancam: 8.233 Hektare Beralih Fungsi Jadi Lahan Tambak

Sebarkan artikel ini
SUMBER FOTO: BICARAA.COM (RIZAL ZUL). Kondisi Lahan Tambah di Pohuwato Yang Kian Rusak.

BICARAA.COM, POHUWATO– Ancaman kerusakan hutan mangrove di Gorontalo, khususnya di Kabupaten Pohuwato, terus menjadi perhatian serius.

Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, sejak tahun 2022 Sekitar 14 area hutan mangrove telah beralih fungsi menjadi lahan tambak.

Hal itu berdampak buruk bagi lingkungan, mengingat hutan mangrove memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem pesisir.

Kepada bicaraa.com, Minggu (29/09/2024), kepala BKSDA Gorontalo, Sjamsudin Hadju menyampaikan hutan mangrove memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai daerah pemijahan (spawning ground), tempat mencari makan (feeding ground), serta tempat asuhan (nursery ground) bagi berbagai jenis biota laut.

“Hilangnya hutan mangrove berarti hilangnya habitat penting bagi flora dan fauna yang hidup di sana,” paparnya.

Dalam SK Menhut No. 325/Menhut-II/2010, lanjut Sjamsudin, Kabupaten Pohuwato memiliki kawasan hutan seluas 473.273 hektare.

Area tersebut terdiri dari hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, dan hutan yang dapat dikonversi. Dari jumlah tersebut, hutan mangrove mencakup sekitar 15.600 hektare.

Namun, data dari Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan (UPTD KPH) Kabupaten Pohuwato menunjukkan adanya pengurangan luas hutan mangrove yang signifikan.

“Sebanyak 8.233 hektare hutan mangrove di Kabupaten Pohuwato telah berubah fungsi menjadi tambak dan hal ini sangat memprihatinkan,” tandasnya.

Wilayah-wilayah yang terdampak termasuk Kecamatan Paguat, Marisa, Duhiadaa, Patilanggio, Randangan, Wonggarasi, Lemito, dan beberapa wilayah di Popayato Timur, Popayato, dan Popayato Barat.

Ia juga menekankan pembabatan mangrove tidak hanya merusak lingkungan saat ini, tetapi juga akan berdampak buruk bagi generasi mendatang.

“Mungkin efeknya belum terasa sekarang, tetapi bagaimana dengan generasi berikutnya, dampaknya pasti akan terasa, entah banjir dan sebagainya,” tutupnya. (*)

Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: 
Biru-dan-Ungu-Modern-Webinar-Bisnis-Facebook-Post-1
Merah-Ilustrasi-Kampanye-Ayo-Memilih-Pemilihan-Umum-Instagram-Post-2