Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
POHUWATO, BICARAA.COM – Angka pengangguran terbuka (TPT) di Kabupaten Pohuwato mengalami penurunan tipis pada 2025.
Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) mencatat, pada 2023 TPT berada di 3,54 persen, sementara pada 2024 turun menjadi 3,12 persen.
Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,42 poin, namun belum mencerminkan capaian besar dalam penyerapan tenaga kerja.
Kepala Disnakertrans Pohuwato, Nizma Sanad menegaskan, data terbaru yang digunakan masih tahun 2024, sebab angka TPT 2025 belum keluar secara resmi.
Menurutnya, penurunan pada 2024 tetap harus dilihat secara hati-hati, karena jumlah pencari kerja baru terus bertambah setiap tahun.
“Setiap tahun lulusan SMA, SMK, dan perguruan tinggi akan menambah jumlah pencari kerja, termasuk mereka yang kembali setelah studi di luar daerah. Jadi meski datanya turun, itu belum berarti masalah pengangguran selesai,” ujar Nizma kepada bicaraa.com, Kamis (11/9/2025).
Ia juga menjelaskan, program pelatihan tenaga kerja sempat direncanakan menjadi solusi, namun hingga kini belum berjalan maksimal karena keterbatasan anggaran. Kondisi ini membuat peningkatan keterampilan tenaga kerja belum sepenuhnya terfasilitasi.
Sementara itu pemerintah daerah berharap dukungan pihak swasta agar program pelatihan bisa tetap berjalan. Pani Gold Project (PGP) bahkan disebut siap menanggung biaya pelatihan, termasuk transportasi, uang harian, dan konsumsi peserta.
“Kalau ada dukungan dari PGP, tentu program bisa dilanjutkan. Itu penting untuk menyiapkan tenaga kerja yang lebih kompeten,” jelasnya.
Rencana pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) juga masih dalam tahap perencanaan. Pemerintah baru akan mengajukan proposal ke Kementerian Ketenagakerjaan agar fasilitas ini bisa terealisasi.
Selain BLK, Disnakertrans juga mendorong pembentukan Bursa Kerja Khusus (BKK) di sekolah-sekolah. Saat ini baru dua SMK yang menjalankan BKK, yaitu SMK Marisa dan SMK Popayato. BKK berfungsi menyalurkan lulusan agar lebih cepat terserap ke dunia kerja.
“BKK ini penting, tapi baru ada di dua sekolah. Ke depan kami akan dorong lebih banyak sekolah membentuknya,” kata Nizma.
Penurunan TPT di Pohuwato pada 2024 memang tercatat 0,42 poin. Namun, tanpa program pelatihan yang konsisten, BLK yang berjalan, dan BKK yang merata, pengangguran masih menjadi tantangan besar. (*)