Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
BUOL, BICARAA.COM–Aksi unjuk rasa yang digelar Aliansi Buruh Buol di depan kantor Bupati berujung ricuh, Senin (07/10/2025).
Aksi yang awalnya berjalan damai sejak pagi berubah tegang menjelang pukul 09.50 WITA, ketika terjadi gesekan antara massa dan aparat keamanan.
Aliansi buruh yang sebagian besar berasal dari elemen buruh bangunan datang dengan membawa aspirasi terkait ketimpangan upah dan perlindungan pekerja.
Setibanya di lokasi, aksi dibuka dengan orasi ilmiah oleh Wahyudin Mahrum, moderator lapangan sekaligus Ketua Komite Politik Buol.
“Ketimpangan upah buruh di Kabupaten Buol sudah terlalu lama terjadi. Kami hadir di sini untuk menuntut perlindungan dan keadilan bagi seluruh pekerja, khususnya buruh tukang yang selama ini kurang diperhatikan,” tegasnya.
Koordinator Lapangan Yanto Purwanto kemudian mengambil alih orasi, menekankan aksi yangg dilakukan merupakan akumulasi kekecewaan para pekerja terhadap kebijakan pemerintah daerah.
“Suara buruh selama ini kerap diabaikan. Kami menuntut hak-hak kami dihormati, terutama soal upah layak, keselamatan kerja, dan perlindungan hukum,” ujarnya.
Ketegangan meningkat ketika frustrasi massa memuncak. Insiden kekerasan terjadi saat salah satu peserta aksi bernama Nondo diduga dipukul di kepala oleh oknum pegawai kantor Bupati bernama Elten.
“Saya hanya berdiri menuntut hak kami, tiba-tiba dipukul. Kami ingin keadilan, bukan kekerasan di tempat kami menyuarakan aspirasi,” ungkap Nando.
Peristiwa ini memicu reaksi keras dari peserta aksi yang menuntut pertanggungjawaban. Aparat keamanan berusaha menenangkan suasana, tetapi insiden tersebut membuat aksi yang awalnya damai berubah ricuh.

Hingga saat ini, pemerintah daerah maupun aparat kepolisian belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dugaan kekerasan tersebut.
Aliansi buruh menyatakan akan menempuh jalur hukum dan melaporkan kasus ini ke Komnas HAM serta lembaga perlindungan hukum lainnya.
tah dan buruh membuat konflik sosial sulit dihindari. Situasi ini menunjukkan bahwa kesejahteraan pekerja masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah.
Selain tuntutan upah, buruh juga menekankan pentingnya hak-hak lain, termasuk keselamatan kerja, akses jaminan sosial, dan pengakuan terhadap hak-hak kelompok buruh yang kerap terpinggirkan.
Para pekerja berharap, pemerintah segera menindaklanjuti aspirasi ini agar ketegangan sosial tidak berlarut-larut dan tercipta hubungan harmonis antara pekerja dan pemerintah.
Tuntutan Aliansi Buruh Buol:
-
Menaikkan upah buruh di Kabupaten Buol.
-
Menaikkan upah borongan dari 17% menjadi 20% ke atas.
-
Menyesuaikan upah harian sesuai kondisi ekonomi masyarakat.
-
Menghentikan segala bentuk kecurangan dalam pengambilan tender proyek.
-
Memastikan kontraktor transparan dengan RAB kepada kepala tukang dan seluruh pekerja.
-
Melibatkan serikat buruh dalam penentuan upah melalui badan pengupahan.
-
Pemerintah daerah segera membuat peraturan bupati atau peraturan daerah untuk menetapkan upah buruh secara adil. (*)