Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
BICARAA.COM– Pilkada 2024 telah selesai dan sudah diketahui hasilnya. Hal ini sekaligus mengakhiri tahun 2024 sebagai tahun politik, karena pada Februari 2024 telah dilakukan pemilu legislatif (DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, DPR RI, dan DPD RI) dan pemilihan presiden.
Bagi partai politik, juga bagi politisi yang ikut dalam pemilu legislatif maupun pilpres serta yang mendapat tugas sebagai ketua partai maupun penanggung jawab pemenangan (DPC/DPD/DPW/DPP maupun korwil dan tim pemenangan) berakhirnya semua proses politik tersebut merupakan ajang evaluasi tersendiri.
Dalam laporan ini, Nasihin Masha membuat laporan tentang kiprah seorang Rachmat Gobel. Dia adalah anggota DPR RI dari Partai Nasdem yang juga bertanggung jawab terhadap pemenangan di Provinsi Gorontalo, yang kemudian di saat terakhir ditunjuk menjadi ketua DPW Partai Nasdem Gorontalo. Berikut ini adalah laporan serialnya tentang Rachmat Gobel sebagai politisi.
Mission Accomplished; Saatnya Biropreneurship
Oleh Nasihin Masha, Wartawan Senior
Prestasi Partai Nasdem Provinsi Gorontalo dalam pilkada 2024 ini bisa dikatakan dalam kalimat ini: “Luar biasa, tapi belum memuaskan”.
Luar biasa karena menang di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Gorontalo Utara (Roni Imran), Kabupaten Boalemo (Rum Pagau), dan Kabupaten Gorontalo (Sofyan Puhi). Selain itu juga menempatkan satu wakil bupati di Kabupaten Pohuwato (Iwan S Adam), yang berpasangan dengan incumbent dari Partai Gerindra Saipul A Mbuinga.
Dengan demikian dari enam pilkada kabupaten/kota dan satu pilgub di Gorontalo, Partai Nasdem menang di empat pilkada.
Kemenangan di empat kabupaten ini merupakan kejutan tersendiri. Pada periode sebelumnya, Nasdem hanya bisa menempatkan satu kadernya di Bone Bolango (Hamim Pou, yang setelah mundur di masa akhir jabatannya digantikan Merlan Uloli).
Pada periode tersebut Golkar menempatkan satu kadernya sebagai walikota di Kota Gorontalo (Marten Taha), PPP menempatkan satu kadernya sebagai bupati di Kabupaten Gorontalo (Nelson Pomalingo), PDIP menempatkan satu kadernya sebagai bupati di Boalemo (Darwis Moridu) namun diberhentikan karena kasus pidana dan digantikan wakilnya dari PAN (Anas Yusuf), Gerindra menempatkan satu kadernya sebagai bupati di Kabupaten Pohuwato (Saipul A Mbuinga), dan untuk bupati Gorontalo Utara (Indra Yasin) dari PPP.
Setelah meninggal, Indra digantikan oleh Thariq Modanggu, yang menjadi wakilnya untuk satu tahun terakhir. Thariq adalah seorang dosen, seperti juga Indra yang sebelumnya seorang dosen. Thariq ini di akhir jabatannya menjadi ketua Golkar Gorontalo Utara.
Dengan demikian, di periode lalu, posisi bupati/walikota di Provinsi Gorontalo relatif terbagi merata ke semua partai. Namun pada periode itu Golkar diuntungkan karena menempatkan ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Gorontalo sebagai gubernur (Rusli Habibie).
Di periode 2024-2029 ini Nasdem mendominasi jabatan bupati (Kabupaten Gorontalo/Sofyan, Kabupaten Gorontalo Utara/Roni, dan Kabupaten Boalemo/Rum).
Selanjutnya, Gerindra menempatkan satu bupati di Kabupaten Pohuwato (Saipul) dan PAN menempatkan satu kadernya sebagai walikota Kota Gorontalo (Adhan) – walau Adhan kader PAN namun ia mendaftar melalui Gerindra dan menjadi anggota Gerindra, sehingga Gerindra bisa disebut memiliki dua kepala daerah.
Satu bupati lagi masih disengketakan, yaitu di Bone Bolango, yang masing-masing mewakili Golkar dan Nasdem. Adapun untuk posisi gubernur dimenangkan oleh kader Partai Demokrat.
Untuk posisi wakil bupati, Nasdem menempatkan satu kaderya di Pohuwato, PDIP menempatkan kadernya di Kabupaten Gorontalo, PAN menempatkan satu kadernya di Kota Gorontalo, Golkar menempatkan satu kadernya di Kabupaten Boalemo, dan Gerindra menempatkan satu wakilnya di Kabupaten Gorontalo Utara.
Satu posisi wakil bupati lagi masih dipersengketakan, yaitu Bone Bolango, yang masing-masing mewakili Demokrat dan Gelora. Untuk posisi wakil bupati/wakil walikota ini mewakili partai-partai secara merata. Adapun untuk wakil gubernur berasal dari Golkar.
Untuk Akselerasi
Nasdem, melalui Rachmat Golkar, memiliki misi besar untuk memajukan dan memakmurkan seluruh Gorontalo dalam waktu cepat melalui akselerasi program pembangunan. Hal itu untuk mewujudkan Visi 2051 yang telah dicanangkan Rachmat Gobel pada 2021.
Visi ini hendak menjadikan Provinsi Gorontalo sebagai salah satu provinsi termakmur di Indonesia, melalui pertanian, perikanan/kelautan, UMKM, pendidikan dan kesehatan, serta pariwisata.
Apalagi pada pemilu legislatif pada Februari 2024, perolehan kursi Partai Nasdem di DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota se Gorontalo hasilnya sangat baik sekali.
Nasdem mendapatkan kursi di pimpinan DPRD di semua kabupaten/kota dan di provinsi, sehingga Nasdem memiliki keleluasaan dan kepercayaan diri untuk mencalonkan kadernya dalam pilkada. Nasdem mendapatkan kursi wakil ketua di empat kabupaten/kota dan mendapatkan ketua di dua kabupaten.
Sejak awal, siapa yang akan dicalonkan untuk menjadi kepala daerah sudah terbayang di kepala Rachmat Gobel. Hanya untuk posisi gubernur dan posisi bupati Kabupaten Gorontalo yang masih menjadi bahan pemikiran.
Sedangkan untuk calon bupati Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Bone Bolango, dan Kabupaten Boalemo sudah terbayang dengan jelas, yaitu masing-masing ada Roni Imran, Merlan Uloli, dan Rum Pagau.
Adapun untuk Kabupaten Pohuwato juga sudah pasti, yaitu Iwan Adam, tapi untuk posisi wakil bupati karena di kabupaten ini incumbent akan maju lagi. Jadi pilihan untuk menjadi wakil bupati adalah pilihan yang paling rasional.
Sedangkan untuk calon bupati Kabupaten Gorontalo ada dua pilihan, namun sesuai hasil survei pilihan jatuh ke Sofyan Puhi, politisi senior yang pernah menjadi wakil bupati dan pada periode 2019-2024 menjabat wakil ketua DPRD Provinsi.
Nah, yang lumayan seru adalah siapa yang akan diajukan sebagai kandidat gubernur. Di awal sebetulnya Rachmat Gobel banyak dinanti dan diminta untuk maju dalam pemilihan gubernur.
Nama Abdullah Tauhid Gobel (Duko) dan Rama Datau juga masuk dalam radar yang diinginkan sejumlah pihak. Atas pertimbangan taktis dan strategis, Rachmat Gobel lebih memilih tetap di DPR. Padahal jika ia memilih maju dalam pilgub, maka akan sulit bagi siapapun untuk mengalahkannya.
Namun Rachmat tak mencari kekuasaan, yang ia impikan adalah kemajuan dan kemakmuran rakyat Gorontalo secara cepat dan melompat. Visi besar butuh energi besar. Karena itu dalam Visi 2051, salah satu fundamennya adalah kolaborasi, tidak bisa sendirian.
Kolaborasi akan memiliki energi yang jauh lebih besar. Semua tahu, APBD dan PAD Gorontalo masih sangat kecil, sehingga untuk mengakselerasi pembangunan butuh gelontoran afirmasi APBN dan investasi swasta secara besar-besaran.
Investasi swasta bisa dari dalam negeri maupun investasi asing. Hal inilah yang selama ini sudah dilakukan Rachmat Gobel dalam lima tahun terakhir ini.
Bagi Rachmat Gobel, kolaborasi adalah pilihan terbaik untuk membangun kebersamaan. “Harus warna-warni, karena itu tidak boleh pasangan bupati/wakil bupati, walikota/wakil walikota, dan gubernur/wakil gubernur dari Nasdem semua, walau misalnya sesuai survei memiliki elektabilitas yang sangat tinggi.
Tidak boleh dan tidak baik. Harus ada kerja sama, bahkan jika ada kader dari partai lain yang lebih baik dari kader Partai Nasdem, kita dorong untuk memimpin. Misalnya untuk calon walikota Gorontalo. Yang kita majukan dari Golkar. Nasdem cukup wakilnya saja,” katanya.
Dalam konteks itu pula ia tak memajukan Duko dan Rama — keduanya adalah adik dan keponakan Rachmat Gobel – untuk maju sebagai calon gubernur. Ia ingin memunculkan banyak tokoh dari Gorontalo, sehingga tak harus keluarganya. “Sekali lagi harus warna-warni,” katanya.
Karena itu pilihan jatuh pada Toni Uloli yang dipasangkan dengan Rustam Akili. Toni adalah seorang pengusaha, sedangkan Rustam adalah staf khusus Gobel dan ketua Bappilu DPW Nasdem Gorontalo. Namun sesuai hasil tes kesehatan, Rustam tak lolos sehingga digantikan Marten Taha, mantan walikota Gorontalo dan ketua DPD II Golkar Kota Gorontalo. Namun sayang pasangan ini belum menang.
Biropreneurship
Ekonomi Indonesia pada 2025 nanti dan ke depan akan makin berat. Hal ini membulatkan tekad Rachmat Gobel untuk membangun kemandirian Gorontalo.
Karena itu ia memperkenalkan sebuah konsep “biropreneurship”. Sebuah kata yang menggabungkan “birokrasi” dan “entrepreneurship”. Maksudnya adalah bagaimana menjadikan birokrasi dan birokratnya memiliki jiwa dan semangat entrepreneurship, memiliki jiwa kewirausahaan.
Ini bukan bermakna menjadikan birokrat berubah profesi menjadi pengusaha, tapi bagaimana menjadikan birokrat dan birokrasi memiliki jiwa kewirausahaan sehingga anggaran negara dan program pemerintah bisa mengembangkan kemampuan dan menciptakan sesuatu menjadi bernilai ekonomi dan memberikan kemanfaatan bagi publik.
Dengan demikian, anggaran dan program pemerintah bukanlah proyek, tapi sebuah pemantik yang memberikan efek domino dan efek bola salju bagi lahirnya keberdayaan masyarakat. Masyarakat menjadi berdaya kreasi, mampu mengembangkan diri, dan akhirnya mandiri.
Konsep biropreneurship ini juga sesuai dengan kapasitas fiskal Gorontalo yang lemah. Melalui biropreneurship maka anggaran yang kecil dan terbatas tersebut menjadi lebih efektif untuk program, bukan habis untuk biaya rutin, biaya operasional, dan seremonial serta untuk program yang tak memiliki daya hela sosial-ekonomi bagi masyarakat banyak.
APBD harus fokus untuk program yang memiliki efek domino dan efek bola salju pemberdayaan masyarakat.
Tentang kecilnya pendapatan asli daerah (PAD) Provinsi Gorontalo juga dikemukakan Ridwan Monoarfa, wakil ketua DPRD Provinsi Gorontalo dari Partai Nasdem. Mengutip data kapasitas fiskal daerah pada APBD Provinsi pada 2024, posisi kapasitas fiskal Provinsi Gorontalo hanya di atas provinsi-provinsi di Papua (6 provinsi) dan Maluku (2 provinsi).
Artinya kapasitas fiskal Gorontalo berkategori lemah. Kontribusi PAD Gorontalo hanya 26,59 persen dari APBD, sedangkan transfer dari pusat mencapai 73,35 persen. Kemampuan fiskal Gorontalo masuk dalam kategori lemah bersama 16 provinsi lain.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan dari Rp 1.300 triliun hingga Rp 1.400 triliun dana yang beredar di daerah, sekitar Rp 900 triliun berasal dari transfer pusat ke daerah. Artinya PAD hanya Rp 400 triliun hingga Rp 500 triliun.
Daerah sangat tergantung pada pusat. APBD Provinsi Gorontalo pada 2024 adalah Rp 3,355 triliun, dengan belanja terbesar untuk biaya operasional (39,61 persen). Tak heran jika pertumbuhan ekonomi Gorontalo kecil saja, yaitu pada 2024 ini diperkirakan 5,2 persen. Untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi, butuh investasi besar-besaran.
Apalagi jika berambisi menjadi provinsi berkategori makmur maka butuh pertumbuhan hingga double digit, atau di atas 10 persen.
Di Bone Bolango, Rachmat Gobel berhasil menaikkan PAD dengan membangun kawasan wisata Danau Perintis. Retribusinya sudah menjadi nomor dua terbesar di kabupaten tersebut. Ia telah menginvestasikan belasan miliar rupiah, tanpa mengambil keuntungan pribadi.
Pada periode lalu, dengan posisi di DPR tersebut Gobel bisa melakukan sejumlah hal seperti melanjutkan pembangunan bandara Panua yang sempat mangkrak dan menjaga pembangunan bendungan Bulango Ulu yang hampir terlempar dari proyek strategis nasional.
Tentu banyak hal lain yang sudah ia perbuat seperti sudah ditulis pada bagian lain serial tulisan ini. Bagi Rachmat Gobel, pilkada 2024 ini diharapkan bisa dijadikan momentum untuk memudahkan lompatan besar Gorontalo.
Jadi, tugas Rachmat Gobel adalah mengorkrestasi semua itu. Ia akan lebih efektif jika tetap di DPR: mengkonsolidasi dan memperjuangkan afirmasi APBN bagi Gorontalo secara sistematis dan menggaet investor nasional maupun investor asing.
Hal itu akan sulit dilakukan jika Gobel menjadi gubernur. Untuk ke Jakarta saja seorang kepala daerah harus melalui prosedur tertentu, apalagi harus keluar negeri.
Dan, sekarang, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, anggaran perjalanan dinas semua pejabat di seluruh Indonesia akan dipotong hingga 50 persen. Presiden juga meminta penghematan di sektor-sektor yang tidak penting.
Arahan Presiden Prabowo itu kemudian dikuatkan dengan pernyataan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang akan memangkas perjalanan dinas daerah maupun kegiatan non-substansial hingga 50 persen. Arahan ini menunjukkan makin beratnya kondisi APBN.
Hal ini akan mengurangi wara-wiri pejabat daerah ke Jakarta untuk melobi anggaran ke pemerintah pusat maupun ke parlemen, apalagi ke luar negeri.
Hal ini juga makin menguatkan makin pentingnya menggaet investor swasta dan afirmasi APBN. Tugas besar inilah yang ingin dilakukan Gobel. Jadi, bukan soal kursi gubernur yang utama bagi Gobel, tapi peluang kontribusi yang jauh lebih besar dengan berada di DPR.
Calon-calon bupati yang menang adalah kader-kader Nasdem yang sudah teruji dan sudah terprediksikan dari awal. Hal ini merupakan pelajaran terpenting untuk langkah ke depannya dalam memilih kandidat.
Sekarang, untuk kandidat yang menang, adalah saatnya membuktikan janji kampanyenya melalui program nyata di lapangan dengan mewujudkan Visi 2051 seperti yang dicanangkan Rachmat Gobel. Tunjukkan bahwa Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kabupaten Boalemo akan menjadi daerah yang lebih maju dan lebih makmur; demikian juga dengan Kabupaten Pohuwato. Itu yang ditunggu rakyat.
(*)