BICARAA.COM, POLITIK-Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, mendapat sorotan tajam dari media massa Amerika Serikat, New York Times (NYT).
Artikel itu berjudul “Why This Presidential Front-Runner Is Stirring Fears of the ‘Death of Democracy’ yang diterbitkan pada 21 Januari 2024.
Dalam artikel tersebut, NYT menyoroti jejak Prabowo terkait masalah hak asasi manusia (HAM).
Direktur Setara Institute for Democracy and Peace (SIFDP), Hendadi, yang diwawancari NYT menyatakan keprihatinannya ketika prabowo terpilih sebagai presiden.
“Kami telah lama menentang Prabowo, dan dengan kekuatan kami yang terbatas, kami masih bisa mencegahnya untuk maju. Tapi sekarang dia telah mendapatkan dukungan,” ungkap Hendadi.
Dalam keterangan berikutnya, NYT mencatat Prabowo adalah simbol dari era pemerintahan Orde Baru di bawah Soeharto.
Bahkan, pasca penggulingan Soeharto pada tahun 1998, Prabowo dipecat dari militer karena terlibat kasus penculikan dan penyiksaan terhadap aktivis pro-demokrasi.
Karena aksi penculikan itu, banyak aktivitis yang hilang dan belum ditemukan hingga sekarang.
Meski demikian, NYT mencatat perubahan citra Prabowo dalam beberapa tahun terakhir.
Dibuktikan ketika Joko Widodo memilih Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Bahkan untuk memecah pandangan soal pelanggar Ham dan Demokrasi di Indonesia.
Prabowo tampil humoris dan mengikuti trend anak muda saat ini.
Sehingga Prabowo meraih dukungan dari kalangan anak muda Indonesia, sebagai blok pemilih terbesar di Indonesia.
Citra baru yang dibangun melalui media sosial dan kampanye yang menampilkan sisi humor Prabowo mendapatkan respons positif dari sebagian pemilih muda.