Pohuwato

BREAKING NEWS: Akibat PETI Desa Teratai Kembali Dikepung Banjir

×

BREAKING NEWS: Akibat PETI Desa Teratai Kembali Dikepung Banjir

Sebarkan artikel ini
Rumah Terendam Banjir di Desa Teratai, Kecamatan Marisa, Pohuwato, Foto: (Istimewa)

Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini


POHUWATO, BICARAA.COM —Banjir kembali merendam Desa Teratai, Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, pada Sabtu sore sekitar pukul 17.30 WITA.

Hujan dengan intensitas cukup tinggi yang mengguyur wilayah tersebut sejak sore hari diduga menjadi pemicu awal meluapnya air hingga masuk ke permukiman warga.

Pantauan di lapangan menunjukkan air datang dari arah hulu dan mulai menggenangi sejumlah rumah warga di kawasan perempatan SMK Desa Teratai.

Wilayah tersebut dikenal sebagai salah satu titik rawan banjir yang kerap terdampak setiap kali hujan deras turun. Selain rumah warga, beberapa ruas jalan desa juga terendam, menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu.

Sejumlah warga terlihat berupaya menyelamatkan barang-barang rumah tangga agar tidak terendam air.

Kondisi ini membuat sebagian warga memilih bertahan di rumah sambil menunggu air surut, sementara lainnya membatasi aktivitas di luar rumah karena akses jalan yang tergenang.

“Jadi setiap kali hujan di sini di Teratai, langganan banjir di tempat saya,” ungkap Mita (33) kepada bicaraa.com, salah seorang warga setempat, Sabtu sore.

Selain faktor hujan, warga menduga kuat aktivitas pertambangan emas tanpa izin (PETI) di wilayah hulu turut memperparah kondisi banjir.

Kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang disebut-sebut menyebabkan daya serap tanah menurun dan aliran air menjadi tidak terkendali saat hujan turun.

“Dorang bilang banjir ini karna tambang di atas, yang so banyak skali dorang kase rusak, akhirnya apa, depe dampak pa torang,” tegas Mita.

Kepala Desa Teratai, Simson Hasan, saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan pendataan terhadap jumlah warga yang terdampak banjir.

Ia mengatakan koordinasi dengan pihak terkait terus dilakukan untuk memastikan penanganan awal bagi warga.

“Masih sementara identifikasi. Pihak BPBD juga sudah hubungi pak camat. Jadi saat ini masih sementara identifikasi jumlah guna pembagian makanan dari BPBD,” ujarnya.

Simson juga mengakui persoalan aktivitas PETI telah berulang kali disampaikan kepada para pelaku, termasuk melalui surat imbauan dari pihak kecamatan.

Namun, hingga kini aktivitas tersebut masih terus berlangsung.

“Terakhir kemarin sudah diteruskan juga surat imbauan dari pak camat. Tapi sampai sekarang masih tetap ada. Yang parah itu air dari Bulangita,” ungkapnya.

Warga berharap adanya tindakan tegas dari aparat dan pemerintah daerah untuk menghentikan aktivitas PETI yang diduga menjadi salah satu penyebab utama banjir berulang.

Mereka menilai, tanpa penanganan serius terhadap kerusakan lingkungan di hulu, banjir akan terus menjadi ancaman setiap musim hujan tiba. (*)


Share:   

Baca Berita Kami Lainnya di: