Nikmati Update Berita Terbaru dari Bicaraa.com Setiap Hari Melalui Saluran Whatsapp, Bisa Klik Disini
BICARAA.COM — Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, mengimbau para ayah yang memiliki anak usia sekolah untuk mengambil rapor anak secara langsung ke sekolah.
Imbauan tersebut menjadi bagian dari upaya memperkuat peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak.
Imbauan itu tertuang dalam Surat Edaran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Nomor 14 Tahun 2025 tentang Gerakan Ayah Mengambil Rapor (GEMAR) ke Sekolah.
Surat edaran tersebut ditetapkan di Jakarta pada 1 Desember 2025.
Dalam surat edaran itu dijelaskan, anak usia sekolah yang menjadi sasaran GEMAR mencakup anak pendidikan usia dini, jenjang pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah.
Pelaksanaan gerakan ini dimulai sejak Desember 2025 dan disesuaikan dengan jadwal pembagian rapor di masing-masing sekolah.
Pemerintah juga memberikan dukungan administratif bagi para ayah yang mengikuti program tersebut.
Ayah yang mengambil rapor anak diberikan dispensasi keterlambatan kerja sesuai ketentuan instansi atau kantor masing-masing demi menyukseskan pelaksanaan GEMAR.
Wihaji menegaskan, GEMAR bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan simbol pesan penting peran ayah tidak hanya terbatas pada pencari nafkah. Kehadiran ayah dalam proses pendidikan dinilai sangat dibutuhkan anak.
“Ini semangat kita untuk memperbaiki anak-anak kita lima hingga 10 tahun ke depan sebagai generasi penerus bangsa,” ujar Wihaji dalam keterangan resmi yang diterima media, Jumat (19/12/2025).
Berdasarkan hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga (PK) Tahun 2025, tercatat sebanyak 25,8 persen atau satu dari empat keluarga di Indonesia yang memiliki anak berada dalam kondisi fatherless, yakni kehilangan peran ayah dalam pengasuhan.
Menurut Wihaji, GEMAR hadir untuk menjawab persoalan tersebut. Ia meminta para ayah minimal dua kali dalam setahun mengambil rapor anak dan mengantar anak ke sekolah pada hari pertama masuk.
“Prinsipnya, GEMAR mencoba menjawab isu 25,8 persen anak-anak kita kehilangan sosok ayah. Minimal dua kali setahun ayah mengambil rapor dan mengantar anak sekolah di hari pertama. Ini membuat hati anak senang,” katanya.
Ia menambahkan, keterlibatan ayah dalam pendidikan anak dapat memperkuat komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah.
Ayah yang aktif memantau perkembangan belajar anak dinilai mampu meningkatkan motivasi, kepercayaan diri, dan hasil belajar anak.
Selain berdampak pada prestasi akademik, keterlibatan ayah juga memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap tumbuh kembang anak.
Pemerintah berharap GEMAR dapat menjadi langkah konkret membangun generasi yang lebih sehat secara mental, emosional, dan sosial. (*)






